Berita Ambon – Gorund Breaking atau peletakan batu penjuru pembangunan Gedung Gereja Bethfage Jemaat GPM Soya, Klasis Pulau Ambon resmi dilakukan pada, Minggu (08/04), sebagai tanda dimulainya pembangunan gedung gereja itu. Kegiatan diawali kebaktian minggu, dipimpin Pendeta Ferry Nahusona.
Peletakan batu penjuru dilakukan Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode GPM, Pendeta Yanes Colling, Ketua Klasis Kota Ambon Pendeta, Rico Rikumahu, Sekretaris Kota (Sekkot) Ambon Agus Ririmasse, Raja Negeri Soya Rido Rehatta, Ketua Majelis Jemaat Soya Pendeta Wem Ayal, Wakil Ketua Panitia Pembangunan Abner Tatuh dan Kepala Tukang.
Sekkot Ambon, Agus Ririmasse mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon memberikan apresiasisi sekaligus bersedia mendukung pembangunan Gereja Bethfage baik dalam bentuk material maupun non material.
Disebutkan Gereja berfungsi sebagai tempat perjumpaan umat dengan Tuhan dan simbol kokohnya kemuliaan Tuhan dan pergumulan umat, serta sebagai pusat pemberitaan Injil.Olehnya itu Jemaat diminta secara total mendukung seluruh proses pembangunan hingga selesai pada waktunya.
Diakuinya dalam proses penyelesaian pembangunan, sering terjadi silang pendapat di kalangan internal, olehnya itu diminta kerjasama yang baik antara Panitia Pembangunan dan Jemaat maupun dengan pihak lain.
Anggota MPH Sinode GPM Pendeta Yanes Colling berpesan, kesetiaan untuk saling menopang diantara pelayan dan umat dalam pembangunan Gereja ini sangat penting. Sebab belajar dari banyak proses pembangunan Gereja sering buat umat terpecah belah dan tidak solid dalam menopang pelayanan.
Collling meminta agar hal tersebut dihindari demi pembangunan rumah Tuhan ini, sehingga jika selesai pada waktunya dapat gunakan sebagai tempat kudus untuk umat berbakti dan tempat pembinaan spiritual dan gumul umat.
Wakil Ketua Panitia, Abner Tatuh menyatakan, gedung Gereja Betfage, dibangun diatas lahan seluas 648 meter persegi, merupakan hibah dari keluarga Tamtalahitu dan Keluarga Rehatta.
Gedung Gereja Betfage dibangun dengan konstruksi dua lantai. Untuk lantai satu untuk gedung serbaguna dan lantai dua dijadikan ruang kebaktian yang bisa menampung 1200-1300 umat.
Dana yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembangunan gedung Gereja ini ditaksir menghabiskan anggaran antara Rp 10-15 Miliar.
Dijelaskan cikal bakal pendirian gedung gereja Betfage dimulai dari Balai Sentra Pelayanan Anak dan Remaja.
Untuk bisa menampung jemaat beribadah, atas inisiasi Pendeta Marantika serta mendapat persetujuan Sinode GPM, Balai Sentra Pelayanan Anak- Remaja, dialihkan menjadi Gereja Betfage diikuti dengan pembentukan Panitia.
Sebelum dilakukan ground breaking, pada Minggu (08/05) didahului dengan kegiatan tutup ibadah di gedung gerja Betfage lama bertepatan dengan perayaan Jumat Agung memperingati Paskah Kritus 2022.
Ia menambahkan rencana ground breaking gedung gereja Betfage sudah dijadwalkan jauh hari sebelumnya namun mengingat masih dalam kondisi Pandemic COVID-19 sehingga baru terealisasi pada saat ini.DMS