Berita Papua, Manokwari – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, memberikan apresiasi terhadap Provinsi Papua Barat yang berhasil mengoptimalkan sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan-penggalian, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada triwulan III tahun 2023.
Perry Warjiyo menyatakan, “Pada triwulan III tahun 2023, ekonomi Papua Barat tumbuh sebesar 3,73 persen (YoY), yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan 0,81 persen (YoY) pada tahun 2022.” Hal ini menunjukkan pemulihan ekonomi Papua Barat dari dampak pandemi COVID-19, namun, Perry Warjiyo menekankan perlunya sinergi dan kolaborasi untuk menjaga stabilitas ekonomi.
Provinsi Papua Barat, yang terdiri dari tujuh kabupaten dengan luas wilayah sekitar 64.134,66 kilometer persegi, memiliki berbagai potensi sumber daya alam yang perlu dioptimalkan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. Potensi ini mencakup perkebunan kakao berkualitas, kelapa sawit, pengolahan gas alam, dan sektor pariwisata yang menjadi destinasi utama.
Perry Warjiyo juga mengomentari risiko inflasi, menyatakan bahwa risiko akselerasi tekanan inflasi adalah fenomena global, nasional, dan regional yang perlu diatasi dengan sinergi untuk meminimalkan dampak dan durasinya. Meskipun inflasi Indonesia pada Desember 2023 mencapai 2,61 persen (YoY), lebih rendah dari 5,51 persen (YoY) pada tahun 2022, namun masih tetap terkendali dalam target inflasi 3±1 persen.
“Inflasi Papua Barat pada Desember 2023 sebesar 2,94 persen (YoY) atau masih relatif terkendali,” tambahnya.
Sebagai respons nasional terhadap risiko ini, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga kebijakan (BI7DRR) sebesar 6,00 persen. Keputusan ini diambil sebagai langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi inti tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen.
Perry Warjiyo menuturkan, “Kami tetap mendukung pertumbuhan melalui kebijakan makro prudensial yang akomodatif dan pro-growth.”
Merry, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Barat, menjelaskan bahwa kinerja ekonomi Papua Barat didorong oleh pertumbuhan industri pengolahan sebesar 10,60 persen (YoY), yang menyumbang 28,55 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada triwulan III 2023. Sementara itu, sektor pertambangan dan penggalian juga tumbuh sebesar 3,68 persen (YoY), dengan andil 18,78 persen terhadap PDRB.
Tidak hanya itu, sektor-sektor lainnya seperti jasa keuangan, administrasi pemerintah, perdagangan, transportasi dan pergudangan, jasa pendidikan, informasi dan komunikasi, serta akomodasi juga mengalami pertumbuhan positif.
Merry menekankan bahwa industri pengolahan memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Papua Barat, dengan pertumbuhan tertinggi sebesar 3,19 persen (YoY) dari triwulan I hingga III 2023. DMS/Antara