Jakarta (DMS) – Handuk memiliki bahan khusus yang mampu menyerap air lebih cepat dibandingkan kain biasa. Namun, kemampuan ini juga membuat serat handuk menjadi tempat ideal bagi kotoran dan mikroba menempel.
Melansir BBC, tubuh manusia tetap mengandung mikroba meski sudah dibersihkan saat mandi. Mikroorganisme ini dapat berpindah ke handuk saat digunakan. Selain itu, handuk juga bisa terkontaminasi bakteri dari udara sekitar.
Penyimpanan handuk di kamar mandi sangat tidak disarankan. Lingkungan kamar mandi yang lembap serta cipratan air dari toilet dapat meningkatkan risiko kontaminasi pada handuk.
Seiring waktu, keberadaan mikroba ini dapat mempengaruhi kondisi fisik handuk, seperti menyebabkan warna memudar dalam waktu sekitar dua bulan.
Profesor biologi dari Universitas Simmons, Amerika Serikat, Elizabeth Scott, mengingatkan bahwa mikroba di handuk dapat meningkatkan risiko penularan infeksi. Handuk yang jarang dicuci akan terus lembap, menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme berbahaya.
Untuk mencegah risiko tersebut, Scott menyarankan agar handuk dicuci secara rutin, setidaknya seminggu sekali. Namun, jika seseorang sedang sakit, handuk sebaiknya dicuci setiap hari.
“Mereka perlu menggunakan handuk pribadi yang dicuci setiap hari. Ini bagian dari kebersihan terarah untuk mengurangi risiko infeksi,” ujar Scott.
Dalam mencuci handuk, Scott merekomendasikan penggunaan suhu tinggi antara 40 hingga 60 derajat Celsius dengan durasi pencucian lebih lama dibandingkan kain biasa. Bila menggunakan suhu rendah, disarankan menambahkan pemutih untuk membasmi mikroba.
Cara paling efektif menurut Scott adalah mencuci handuk menggunakan kombinasi deterjen dan disinfektan, kemudian mengeringkannya di bawah sinar matahari.DMS/DC