Ambon (DMS) – Tiga Negeri bersaudara Tamilouw, Hutumuri dan Sirisori menggelar acara Panas Gandong/Panas Bongso.Momentum Panas Gandong ini juga turut menghadirkan Nyai Intan (keluarga Bakarbessy di Waai) dan Nyai Mas (Keluarga Manuhutu di Haria) yang adalah 2 saudara perempuan mereka
Ritual adat ini bertujuan untuk mempererat persaudaraan anak cucu Musilouw yang terikat dalam satu gandong (persaudaraan satu kandungan atau hubungan saudara dalam adat Maluku), berlangsung di pantai Batumari Negeri Tamilouw, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah.
Pj Gubernur Maluku Sadali Ie dalam sambutannya yang disampaikan Asisten II Setda Maluku Kasrul Selang memberikan apresiasi atas pelaksanaannya, karena tradisi panas gandong memiliki makna yang sangat penting dan strategis, bukan saja kepada ketiga negeri orang bersaudara tetapi kepada masyarakat Maluku pada umumnya.
Dikatakan kehadiran dua saudara perempuan, Bakarbessy dan Manuhutu, dari pulau dan wilayah yang berbeda, menjadi bukti nyata bahwa ikatan persaudaraan dapat melampaui batas geografis.
Melalui pranata gandong, terbangun jembatan penghubung antar dua negeri untuk saling menolong dan saling melengkapi satu sama lain, bahkan beberapa negeri.
Disebutkan nilai-nilai gandong dalam sejarah budaya Maluku telah melintasi batas agama, seperti yang terlihat pada beberapa negeri di Maluku.
Melalui sambutan itu Pj Gubernr menyerukan kepada seluruh negeri-negeri adat di Maluku untuk menghangatkan kembali semangat persaudaraan antara negeri-negeri Gandong maupun negeri-negeri Pela sehingga diharapkan kesadaran masyarakat sesama suadara segandong disegarkan kembali.
Ia juga mengingatkan kiranya anak-anak dan generasi muda dapat mengambil hikmah dan pelajaran dalam even bersejarah Panas Gandong ini, agar tetap menghormati dan menjaga warisan leluhur berupa adat istiadat dan tradisi yang tidak selalu dipertentangkan dengan kemajuan dan modernitas.
Diakhir sambutan Pj Gunernur berpesan teruslah merajut kebersamaan dan kerjasama yang saling menghidupkan, teruslah menjaga perdamaian dan toleransi serta kedaulatan antar sesama, sambil mengingat kata-kata bijak para leluhur, “Ale rasa beta rasa , potong di kuku rasa di daging, sagu salempeng dibagi dua, katong samua satu gandong.
Panas gandong tiga negeri yang beragama Islam dan Kristen ini bertemakan “Sai Sakasaka Sai, Sai Wakawaka Sai” yang memiliki arti, satu jaga satu, satu lindungi satu,satu sayang satu.
Panas Gandong tiga negeri ini pertama kali digelar tahun 1992 di Negeri Tamilouw, kemudian pada tahun 1997 di Sirisori, tahun 2006 di Hutumuri dan 2024 kembali digelar di negeri Tamilouw.
Acara ini dihadiri Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kab. Maluku Tengah, Julius Boro, Forkopimda, PJU TNI/Polri, sejumlah anggota DPRD Provinsi Maluku, dan Maluku Tengah, Upulatu Tamilouw, Upulatu Sirisori dan Upulatu Hutumuri beserta Bakarbessy dan Manuhutu dari Wai dan Haria, Latupati se-kecamatan Amahai maupun Kabupaten Maluku Tengah, para Saniri, tokoh agama, tokoh adat di tiga negeri dan negeri- lainya yang ada di Kecamatan Amahai.DMS