Berita Maluku Utara, Ternate – Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (P4K) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meminta Harita Nickel untuk melanjutkan rehabilitasi ekosistem pesisir di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut).
Koordinator Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Kawasan Konservasi (P4K) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Hery Gunawan Daulay mengatakan, program rehabilitasi mangrove yang sudah dilakukan Harita Nickel agar dapat terus dilanjutkan sehingga luasan lahan mangrove bertambah dari tahun ke tahun dan menjadi penyangga untuk melindungi kawasan pesisir dari kerusakan.
Hery mengatakan pihaknya berharap perusahaan-perusahaan menjaga kelestarian ekosistem pesisir dengan berbagai cara, tidak hanya mangrove, tetapi juga terumbu karang dan lamun.
“Jika kita ingin melihat ikan dan biota laut berkembang dengan baik, tentu kita perlu menjaga ekologi laut dengan menjaga ekosistem pesisir. Kelimpahan ikan dan biota laut dapat dimanfaatkan secara ekonomi oleh masyarakat, tentunya dengan tidak berlebihan,” ujarnya.
Sementara itu, Environmental Marine Compliance Manager Harita Nickel Windy Prayogo mengatakan, program rehabilitasi mangrove sebagai bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan, secara konsisten dilakukan perusahaan hingga saat ini.
Dia menjelaskan total lahan yang telah ditanami mangrove hingga awal tahun 2023 seluas 23,73 hektare dengan jumlah bibit mangrove yang ditanam sebanyak 40 ribu batang. Program rehabilitasi mangrove tersebut tersebar di empat lokasi di Kabupaten Halsel, antara lain di Desa Soligi di Kecamatan Obi, Desa Awango dan Belang-Belang di Kecamatan Bacan serta Desa Guruapin di Kecamatan Kayoa.
Selain itu, Direktur Health, Safety and Environment Harita Nickel Tonny Gultom menjelaskan, target yang ingin dicapai dari kegiatan rehabilitasi mangrove untuk menjaga kelestarian ekosistem pesisir pantai sehingga dapat memberikan manfaat baik bagi lingkungan maupun masyarakat.
Menurut Tonny, kolaborasi banyak pihak sangat dibutuhkan untuk menyukseskan program rehabilitasi mangrove. Oleh karena itu, Harita Nickel menggandeng akademisi dan pemerintah, sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar dalam kegiatan pembibitan, penanaman, dan pemantauan kondisi mangrove secara swadaya di lapangan.
“Harapannya, hutan mangrove yang berhasil direhabilitasi akan menjadi sumber mata pencaharian dan kesejahteraan masyarakat,” kata Tonny.
Selain rehabilitasi mangrove, perusahaan juga melakukan berbagai upaya untuk menjaga kelestarian ekologi laut. Program pemantauan laut meliputi pemantauan kualitas air laut, kualitas sedimen laut, dan biota laut yang meliputi plankton, bentos, terumbu karang, dan ikan karang. Ia menegaskan bahwa pelaksanaan program ini didukung oleh kendaraan dan peralatan pemantauan laut dengan teknologi yang sudah teruji.
Ia menambahkan bahwa Harta Nickel telah meraih status penaatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Maluku Utara. DMS