Berita Ambon – Sejak ditetapkan UNESCO sebagai City of Music, Ambon Office Music (AMO) bersama Pemerintah Kota terus berkolaborasi mempromosikan Kota Ambon di berbagai ajang festival musik internasional.
Di usia City Of Musik yang masih terbilang mudah, sejumlah event internasional telah diikuti, menampilkan berbagai ragam budaya terutama music sebagai DNA orang Ambon .
Dan bertepatan dengan perayaan HUT Kota Ambon ke-446, AMO bersama Pemkot Ambon, nantinya pada tanggal 31 Agutsus 2021, menggelar International Virtual Confrence (ICV) “446 Anniversary of Ambon City”
Direktur Ambon Music Office, Ronny Lopies, di wawancarai DMS Media Group mengatakan, AMO bersama Pemkot Ambon menjadwalkan International Virtual Confrence bertajuk “446 Anniversary of Ambon City”sebagai upaya mempromosikan Ambon sebagai City Of Musik agar lebih dikenal dan semakin mendunia.
Dikatakan, International Virtual Confrence menghadirkan lima orang sebagai key not speaker yaitu Director Unesco City Of Music Mannheim Jerman, Rainer Kern, Delegasi Tetap UNESCO di Paris Prancis, Prof Ismundandar, Government of Suphanbury city Thailand, Dubes Indonesia untuk Kuba, Nana Julian dan Prof. Dr. Arief Rachman dari Komisi Nasional Indonesia Untuk UNESCO Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KNIU-Kemendikbud)
Selain key note speech Internasional lima pembicara nasional juga dilibatkan yakni Ketua Umum Indonesia Creative Cities Network (ICCN) Fiky.C Sahetray, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, Staf Ahli Menteri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ari Juliano Gema, Pengamat Musik Indonesia Bens Leo dan Musisi Harry Anggoman.
Loppies mengatakan, Kota Ambon selalu aktif untuk memperkenalkan musik-musik etnik kepada dunia lewat ajang-ajang yang digelar UNESCO Creative Cities Network (UCCN).
Diakuinya potensi musikalitas musisi muda di kota Ambon semakin baik. Bahkan di masa pandemi banyak karya yang dihasilkan musisi bertalenta dari kota ini.
Di berharap melalui International Virtual Confrence 446 Anniversary of Ambon City, berbagi pandangan, pengalaman, akan menjadi modal penting bagi pengembangan Ambon sebagai City of semakin baik.
Anak Ambon Bernyanyi Dalam Frekwensi Menengah
Ambon dikenal di Indonesia sebagai kota penghasil penyanyi, karena Orang Ambon memiliki talenta yang luar biasa sebagai anugerah Tuhan bukan karena mereka belajar musik.
“Dalam dokumen ke UNESCO ketika menjadi kota musik dunia disampaikan bahwa 90 persen orang ambon dapat bernyanyi. Mereka bernyanyi dari dalam kandungan sampai kematian. Oleh karena itu, orang ambon ketika lahir, mereka tidak menangis tetapi bernyanyi,” jelasnya.
Anak-anak Ambon, sebut Loppies, suka bernyanyi pada frekuensi menengah karena terbiasa mendengarkan lagu-lagu pop rohani dan pop Ambon yang dinyanyikan oleh orang tuanya.
Budaya musik ini menyebabkan anak-anak di Ambon merupakan anak-anak yang cerdas, mudah bergaul dan dekat dengan lingkungan, cepat menyesuaikan dengan tempo, pitch dan harmoni secara otomatis tanpa membaca notasi.
Dia menambahkan, frekuensi menegah membuat anak-anak juga betah tinggal di rumah selama pandemic covid-19. Kreativitas anak-anak Ambon juga tetap terjaga dalam berkarya, karena musik membuat mereka rileks, meningkatkan imun tubuh sehingga tidak mudah tepapar virus.
Selain untuk perdamaian, musik di Ambon juga dapat membangun inovasi untuk konservasi alam dan lingkungan, dengan program ‘Sound of Green’ yang digagas AMO’katanya.
Dirinya berharap Kota Ambon sebagai City of Musik semakin dikenal lebih luas lagi dan diharapkan terbuka peluang kerjasama Internasional.DMS