Jakarta (DMS) – Pemerintah Indonesia tengah mengembangkan teknologi kabel optik bawah laut guna meningkatkan akurasi dan jangkauan sistem peringatan dini tsunami nasional, terutama yang berkaitan dengan aktivitas seismik di zona megathrust.
Inisiatif ini merupakan hasil kolaborasi antara Universitas Gadjah Mada (UGM) dan PT Telkom Indonesia, yang nantinya akan diintegrasikan ke dalam sistem peringatan dini tsunami milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
“Ini merupakan riset teknologi inovatif yang dibutuhkan untuk memperkuat sistem peringatan dini tsunami yang sudah ada,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (30/5).
Ia menjelaskan, kabel optik bawah laut tidak hanya berfungsi sebagai sarana transmisi data dan telekomunikasi, tetapi juga berpotensi mendeteksi perubahan tekanan atau gelombang di dasar laut indikator awal terjadinya tsunami.
“Jika kabel optik dapat difungsikan sebagai sensor tsunami, maka distribusi sensor bisa lebih merata, termasuk di wilayah laut yang selama ini belum terjangkau sistem deteksi,” jelasnya.
Namun, Dwikorita menegaskan bahwa teknologi ini harus melalui serangkaian uji kelayakan dan penyesuaian terhadap standar nasional sebelum dapat diintegrasikan ke dalam sistem Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS).
Berdasarkan Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia (PusGen) tahun 2017, Indonesia dikelilingi oleh 13 zona megathrust. Dua di antaranya adalah segmen Selat Sunda yang membentang di selatan Jawa-Bali dan segmen Mentawai-Siberut di barat Sumatera keduanya dianggap berpotensi tinggi memicu gempa besar yang dapat menimbulkan tsunami.
BMKG menyebutkan bahwa aktivitas di dua segmen megathrust tersebut belum menghasilkan gempa besar selama ratusan tahun, sehingga potensi bencananya tetap menjadi perhatian utama.
“Sistem peringatan dini tsunami bukan hanya soal teknologi, tetapi juga kecepatan respons, ketepatan informasi, dan keselamatan jutaan jiwa. Karena itu, integrasi teknologi harus memenuhi standar yang ketat,” tegas Dwikorita.
BMKG menyatakan siap memfasilitasi validasi dan integrasi kabel optik bawah laut ke dalam sistem nasional, sebagai bentuk dukungan terhadap kolaborasi riset dan industri dalam memperkuat perlindungan masyarakat dari risiko bencana alam.DMS/AC