Jakarta (DMS) – Influencer Brittany Allyn mengaku masih menikmati kehidupan menjadi wanita lajang di usia 38 tahun. Wanita asal New York itu belum berencana menikah dalam waktu dekat, meski begitu ia tetap punya harapan besar menjadi seorang ibu di masa depan.
Itulah yang mendorongnya untuk mencoba membekukan sel telurnya. Lewat akun Instagram dan TikTok miliknya, ThirtyWaves, Brittany rutin membagikan pengalaman pribadi seputar gaya hidup, perjalanan, hingga refleksi kehidupan single-nya di usia 30-an. Salah satu unggahan yang paling menyentuh perhatian banyak orang adalah ketika ia berbagi pengalaman membekukan sel telur pada tahun 2022.
“Waktu itu, hasil tes saya sangat bagus. Saya pikir saya masih punya beberapa tahun lagi, jadi saya menunda. Tapi ternyata, itu kesalahan besar,” ujar Brittany kepada Daily Star.
Proses pembekuan sel telur sendiri melibatkan serangkaian suntikan hormon selama 10 hingga 14 hari untuk merangsang ovarium agar memproduksi lebih banyak sel telur. Setelah itu, sel telur diambil melalui prosedur IVF, kemudian dibekukan dan disimpan di suhu sangat rendah untuk digunakan di masa depan.
Namun sayangnya, upaya pertama Brittany tidak berhasil. Ia mengaku sempat merasa malu dan kecewa atas hasil tersebut.
“Saya merasa tubuh saya tidak bekerja seperti seharusnya. Saya merasa sendirian dan takut tidak akan disukai pria karena ini,” ungkapnya.
Beberapa bulan sebelum menjalani prosedur, Brittany sempat terinfeksi Covid-19. Ia pun sadar memiliki gaya hidup tidak sehat dengan makan sembarang dan konsumsi alkohol. Brittany menyadari tubuhnya mungkin belum dalam kondisi optimal saat itu.
Meski demikian, ia tidak menyerah. Brittany mengatakan, setelah terbuka di media sosial, banyak wanita lain dari berbagai negara mengirim pesan dukungan.
“Saya menerima banyak DM dari sesama perempuan yang bilang saya tidak sendiri. Itu membuat saya merasa jauh lebih baik. Saya pun mulai merasa lebih kuat dan percaya diri,” katanya.
Menurut Brittany, banyak perempuan yang membekukan sel telur berada dalam situasi serupa sepertinya, masih lajang dan belum siap menikah, tetapi ingin memberi diri mereka kesempatan menjadi ibu di masa depan.
“Sebagian besar perempuan yang saya ajak bicara juga single. Lebih dari 50%. Mereka ingin punya anak suatu hari nanti, dan ini adalah bentuk kesiapan,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa kegagalan di percobaan pertama bukanlah akhir. Banyak kisah sukses di percobaan kedua atau ketiga dari pembekuan sel telur. Brittany optimis bahwa ini bukan kegagalan, tapi hambatan.
Brittany mengaku bersyukur bisa memiliki akses dan kemampuan untuk membekukan sel telurnya. Ia berencana mencoba lagi tahun ini, dan kini menjalani gaya hidup yang lebih sehat untuk mempersiapkan diri.DMS/DC