Berita Ambon – Upaya penertiban aktifitas prostitusi di bekas (eks) lokalisasi Tanjung Batu Merah (TBM), oleh tim penertiban Pemkot Ambon, pada Kamis (13/10) gagal.
Penghuni mengambil langkah seribu meninggalkan lokasi itu sebelum tim yang dipmipin Asisten Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Pemkot Ambon, Fahmi Salatalohy tiba di lokasi.
Saat didatangi pukul 20:000 WIT, suasana lokalisasi senyap dari aktifitas transaksi, tidak ada penghuni yang berhasil ditemui.
Fahmi Salatalohy yang dikonfirmasi media ini, di Balaikota Jumat (14/10) mengakui, penertiban tidak sesuai harapan dan tidak tepat sasaran, karena informasi penertiban bocor,sehingga penghuni lokalisasi Tanjung Batu Merah menghilang.
Dengan kondisi seperti itu, petugas akhirnya berkoordinasi dengan RT/RW setempat untuk mendatangi rumah-rumah yang teridentifikasi sebagai tempat praktek prostitusi. Namun, hasilnya tetap nihil, terlihat tak ada apa-apa.
Dirinya optimis akan mengungkap praktek esek-esek itu dengan memformulasikan waktu razia daakn dengan pihak kepolisian .
Penjabat Wali Kota, Ambon Bodewin Wattimena mengatakan, Pemkot tegas dan berkomitmen menghentikan praktek tersebut.
Diakui lokalisasi Tanjung Batu Merah resmi ditutup pada 2020 silam oleh Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy, namun ternyata praktek prostitisi di tempat itu tidak pernah berhenti.
Wattimena menyatakan telah memerintahkan Asisten II Sekkot, Fahmi Salatalohy bersama SatPol PP untuk lakukan peninjauan lapangan secara persuasive terhadap praktek prostitusi ilegal.
Namun jika nantinya kedapatan ada yang membeking praktek tersebut akan diambil tindakan tegas.
Pasca ditutup oleh Kemensos dan Pemkot Ambon pada Kamis 6 Pebruri 2020, keberadaanya saat ini mendapat sorotan publik.
Lokalisasi ini dikabarkan secara diam-diam beroperasi disampaikan warga Batu Merah Abdul Haris Tamalele dalam program Wali Kota Jumpa Rakyat (Wajar) di Balaikota, Jumat (7/10).
Tempat tinggal Abdul Haris sendiri tidak jauh dari eks lokalisasi itu. Keberadaanya tidak hanya berdampak buruk terhadap lingkungan sosial, namun juga sanitasi.
Diberitakan sebelumnya lokalisasi Tanjung Batu Merah, ditutup awal tahun 2020 setelah beberapakali sempat tertunda.
Penutupan saat itu dihadiri Direktur Rehabilitasi Sosial, Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang, Kementerian Sosial, Waskito Budi Kusumo.
Selain itu, sejumlah pejabat daerah seperti Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku, Kepala Dinas Sosial Provinsi Maluku, Kapolresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, Dandim Pulau Ambon, serta sejumlah pejabat lainnya juga ikut hadir.DMS