Berita Internasional, London – Pemerintah Inggris mengatakan telah melakukan evakuasi besar-besaran warganya dari Sudan pada Selasa (25/4/2023), setelah faksi-faksi yang bertikai di negara Afrika Utara itu menyetujui gencatan senjata selama 72 jam.
Inggris mengatakan bahwa penerbangan militer akan berangkat dari sebuah lapangan terbang di luar Khartoum, dan akan terbuka bagi mereka yang memiliki paspor Inggris. Prioritas akan diberikan kepada kelompok keluarga yang memiliki anak-anak, orang tua dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu.
“Pemerintah telah memulai evakuasi besar-besaran terhadap pemegang paspor Inggris dari Sudan dengan penerbangan RAF,” kata Perdana Menteri Rishi Sunak di Twitter.
“Saya memberikan penghormatan kepada Angkatan Bersenjata Inggris, para diplomat dan staf Pasukan Perbatasan,” katanya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri James Cleverly mengatakan bahwa pemerintah telah mulai menghubungi warga secara langsung dan menyediakan rute untuk keluar dari negara tersebut.
Pada Senin (24/4/2023), pemerintah memperkirakan sekitar 4.000 warga negara Inggris berada di Sudan dan Menteri Pertahanan James Heappey mengatakan bahwa ada tim militer di bagian timur negara itu yang melakukan pengintaian mengenai opsi-opsi yang memungkinkan untuk membantu warga negara Inggris keluar.
Kementerian Luar Negeri mengatakan pada hari Selasa bahwa warga negara Inggris tidak boleh pergi ke lapangan terbang kecuali jika mereka dipanggil, dan memperingatkan bahwa situasinya masih tidak stabil, yang berarti kemampuan untuk melakukan evakuasi dapat berubah dalam waktu singkat.
Tentara Inggris mengevakuasi staf diplomatik dan anggota keluarga mereka dari Sudan pada Sabtu (22/4/2023) dan pemerintah mendapat kritikan dari warga negara Inggris yang masih terjebak di sana bahwa mereka tidak melakukan cukup banyak hal untuk membantu orang lain keluar.
Inggris mengatakan bahwa mereka bekerja sama dengan mitra internasionalnya untuk mengatur keberangkatan dan juga akan terus melihat opsi-opsi potensial lainnya untuk membantu warga negara Inggris meninggalkan Sudan. DMS
Sumber : Reuters