Tehran (DMS) – Pemerintah Iran menyatakan akan mengambil langkah hukum terhadap Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, atas sikap diamnya terkait serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Mohammad Eslami, melalui surat resmi kepada Grossi yang dilaporkan kantor berita Fars, Kamis (19/6).
Dalam surat tersebut, Eslami menilai sikap pasif Grossi sebagai bentuk pelanggaran terhadap mandat hukum internasional yang seharusnya dijalankan oleh badan pengawas nuklir dunia tersebut.
“Sebagai Direktur Jenderal IAEA, Anda memiliki kewajiban hukum untuk segera mengakhiri sikap diam dan mengutuk agresi rezim Israel, yang jelas-jelas melanggar norma hukum internasional,” tulis Eslami.
Ia menegaskan bahwa Iran tidak akan tinggal diam atas serangan tersebut dan siap menempuh jalur hukum demi mempertahankan kedaulatan negaranya. “Kami akan mengambil tindakan hukum yang sesuai, khususnya terhadap sikap diam Anda dalam menyikapi agresi ini,” tambahnya.
Serangan udara besar-besaran yang dilakukan Israel terhadap Iran pada 13 Juni lalu menargetkan sejumlah fasilitas nuklir penting, termasuk di Natanz dan Fordow. Beberapa ilmuwan nuklir dan pejabat militer senior Iran dilaporkan tewas dalam serangan tersebut.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengecam keras serangan tersebut dan menyebutnya sebagai “kejahatan besar” yang akan dibalas dengan “nasib yang pahit dan mengerikan” bagi Israel. Iran kemudian meluncurkan serangan balasan melalui “Operasi True Promise 3” yang menargetkan sejumlah instalasi militer di wilayah Israel.
Meski diserang karena dituduh mengembangkan senjata nuklir secara diam-diam, Iran secara konsisten membantah tuduhan tersebut. Pernyataan serupa disampaikan Rafael Grossi pada 18 Juni lalu, yang menyebut bahwa IAEA belum menemukan bukti kuat bahwa Iran tengah mengembangkan senjata nuklir.
Laporan intelijen Amerika Serikat juga mendukung temuan IAEA. Dalam laporan terbaru yang dikutip CNN pada 17 Juni, disebutkan bahwa tidak ada indikasi Iran sedang mengembangkan senjata nuklir.
Sementara itu, mantan Duta Besar Inggris untuk Uzbekistan yang kini aktif sebagai pegiat HAM, Craig Murray, menyatakan bahwa Iran selama ini telah menunjukkan “tanggung jawab dan kesabaran luar biasa” meski berkali-kali menjadi sasaran provokasi militer dari Israel.
Langkah Iran untuk membawa kasus ini ke ranah hukum internasional dipandang sebagai upaya mempertahankan martabat dan kedaulatan negara di tengah dinamika geopolitik yang semakin memanas. DMS/AC