Jakarta (DMS) – Ketegangan antara Iran dan Israel kembali meningkat tajam setelah Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran meluncurkan rudal balistik jarak menengah Sejjil ke wilayah Israel dalam gelombang ke-12 dari operasi militer bertajuk Operation True Promise 3, pada Rabu malam (18/6) waktu setempat.
Peluncuran rudal Sejjil ini menjadi yang pertama kalinya dalam rangkaian serangan Iran ke Israel, menandai eskalasi signifikan dalam konflik kedua negara. Kantor Berita IRNA menyebut rudal tersebut diluncurkan untuk menyerang pusat kendali militer Israel, khususnya Markas Komando C4I (Command, Control, Communications, Computers, and Intelligence) di Beersheba, yang berdekatan dengan rumah sakit militer Soroka Medical Center.
Serangan ini langsung mendapat respons dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang mengisyaratkan akan ada balasan militer lebih lanjut terhadap Iran.
Fakta-Fakta Menarik tentang Rudal Sejjil
1. Spesifikasi Rudal Sejjil
Rudal Sejjil adalah rudal balistik jarak menengah (MRBM) dua tahap berbahan bakar padat yang dikembangkan dan diproduksi sendiri oleh Iran. Rudal ini memiliki panjang sekitar 18 meter, diameter 1,25 meter, dan bobot saat peluncuran mencapai 23.600 kilogram.
Rudal ini mampu membawa hulu ledak tunggal seberat sekitar 700 kilogram dan memiliki jangkauan maksimum hingga 2.000 kilometer. Hingga saat ini, Sejjil diyakini menggunakan hulu ledak konvensional berdaya ledak tinggi, namun tetap berpotensi dikonversi ke hulu ledak nuklir jika Iran berhasil mengembangkan teknologi tersebut.
2. Pengembangan Teknologi dan Desain
Sejjil dikembangkan sejak akhir 1990-an, sebagai evolusi dari rudal-rudal sebelumnya seperti Zelzal (SRBM). Meski ukurannya sebanding dengan Shahab-3, penggunaan bahan bakar padat menjadikan Sejjil sebagai lompatan teknologi besar.
Penggunaan bahan bakar padat membuat rudal lebih cepat diluncurkan dan lebih sulit dideteksi saat persiapan, mengurangi risiko dihancurkan di darat. Namun, rudal jenis ini juga lebih sulit dikendalikan dalam tahap penerbangan, membuat sistem pemandu dan navigasi menjadi elemen krusial dalam efektivitas serangan.
Pengamat militer menyebut program Sejjil mendapat pengaruh teknologi dari Tiongkok selama tahap awal pengembangannya.
3. Riwayat Operasional
Sejjil pertama kali diuji coba pada 2008, dengan hasil penerbangan sejauh 800 kilometer. Uji coba berikutnya pada Mei 2009 menampilkan peningkatan pada sistem navigasi. Setelah itu, Iran melakukan beberapa uji peluncuran tambahan, termasuk peluncuran hingga 1.900 km ke arah Samudera Hindia.
Rudal ini sempat tidak diuji selama hampir satu dekade, hingga kembali diluncurkan dalam latihan militer “Great Prophet” pada 2021. Kini, peluncuran Sejjil dalam situasi perang aktual menunjukkan bahwa Iran mulai mengandalkan aset strategis ini sebagai bagian dari arsenal tempurnya.
Eskalasi dan Ancaman Regional
Penggunaan rudal Sejjil oleh Iran dinilai sebagai sinyal bahwa negara itu siap memanfaatkan sistem persenjataan jarak menengah untuk menekan Israel di tengah konflik yang memanas. Jangkauan rudal yang mencapai 2.000 kilometer membuat hampir seluruh wilayah Israel dalam jangkauan serangan dari wilayah Iran, meningkatkan urgensi solusi diplomatik untuk meredakan ketegangan.
Serangan ini juga bertepatan dengan dinamika internasional, termasuk posisi Amerika Serikat yang masih mempertimbangkan keterlibatan langsung dalam konflik. Dengan kekuatan rudal seperti Sejjil yang kini telah digunakan secara ofensif, ancaman terhadap stabilitas kawasan Timur Tengah semakin nyata. DMS/AC