Berita Malteng, Wahai – Kondisi ruas jalan pelosok menuju Desa Solea, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku, rusak parah hingga kini belum tersentuh perbaikan.
Kondisi jalan yang sebagian titiknya melewati area hutan dan perbukitan itu memang tak layak dilintasi. Permukaan jalan dipenuhi lubang besar dan kubangan lumpur hingga mampu membuat kendaraan terutama roda dua terguling saat melintas.
Pembuatan jalan tembus ini dilakukan salah satu perusahaan untuk membuka keterisolasian warga setempat pada tahun 2019 lalu.
Sampai saat ini jalan tersebut belum d aspal, padahal Bupati Maluku Tengah, saat itu masih dijabat Tuasikal Abua, pernah berjanji untuk mengaspal jalan itu, secara bertahap 2021-2022 namun tidak terealisasi.
Kerusakan jalan sepanjang 5 kilometer itu sudah cukup lama. Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah melalui Dinas PUPR hanya sekali melakukan pengaspalan itupun hanya sepanjang 1 kilo meter, namun kini aspalnya telah berganti tanah karena terkikis air.
Kondisi tersebut kian berbahaya karena di satu sisinya berbatasan dengan jurang. Jika lewat pada malam hari, jangan harap jalan tersebut terang benderang karena sama sekali tak ada lampu penerangan jalan umum yang lazim berdiri di sisi jalan raya.
Raja Negeri Solea Jemy Falate mengakui, kondisi jalan yang rusak juga berdampak buruk pada pelayanan kesehatan warga.
Misalnya warga yang sedang sakit maupun hamil dan membutuhkan penanganan cepat kerap terkendala karena akses yang buruk. Warga harus membopong secara bergantian ke Puskesmas yang jaraknya 5 Km.
Selain itu anak anak yang bersekolah di kota Wahai mengalami kesulitan dikala musim penghujan. Belum lagi warga yang ingin menjual hasil perkebunan maupun pertanian, karena tidak ada kendaraan umum yang masuk hingga ke kampung mereka yang berjarak 7 KM ke kota Kecamatan.
Warga yang kebanyakan bertani kebun memilih melintas di jalan tersebut.
Falate meminta penjabat Bupati Maluku Tengah Muhamat Marasabessy agar bisa melihat penderitaan warga di Solea. Setidaknya agar kue pembangunan bisa juga dinikmati kendati itu berupa jalan.
Sementara Ketua Majelis Jemaat Solea, Pendeta Lidya Alfons mengakui keterbatasan akses jalan membuat kondisi perekonomian, pendidikan dan kesehatan di desa itu tertinggal dari warga desa lain.
Diakui aktivitas dan roda perekonomian warga Solea, terganggu lantaran kondisi akses jalan utama menuju kecamatan rusak parah.
Jalan sepanjang 4 kilo meter itu kondisinya cukup parah, penuh dengan lubang dan kubangan, jalan ini merupakan satu-satunya jalan penghubung dari Desa Solea ke Kecamatan Seram Utara.
Dikatakan tidak sedikit anak-anak di desa itu harus putus sekolah. Jika ada warga yang sakit mereka harus ramai-ramai membopong ke fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan di Wahai
Sebagai pimpinan umat, Pdt Alfons meminta Pemerintah Kabupaten turun tangan melakukan perbaikan infrastruktur di daerah itu, khususnya di Solea agar warga bisa mendapatkan kehidupan yang layak sama dengan warga lain di Indonesia.
Anggota DPRD Maluku Tengah Zen Letahit yang dikonfirmasi DMS Media Group, Sabtu (22/10) menjelaskan, anggaran untuk pembangunan infrastruktur terutama jalan di Kecamatan Seram Utara, telah diplot masuk dalam APBD Maluku Tengah Tahun 2023.
Politisi Partai Gerindra ini, mengakui berbagai infrastruktur salah satunya jalan utama ke pemukiman warga belum begitu memadai.
Rencana pembangunan jalan Solea yang sudah dimasukan dalam APBD meskipun nantinya dibangun bertahap setidaknya bisa bermanfaat bagi warga di desa tersebut.DMS