Jakarta (DMS) – Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PP KAMMI) turut mengomentari polemik imbauan running text azan saat Misa Agung Paus Fransiskus di GBK, yang rencananya digelar hari ini. KAMMI sepakat dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) soal tak ada aspek syariat yang dilanggar dengan pemberitahuan azan dalam running text.
“Pada prinsipnya kami sama dengan MUI, bahwa tidak ada aspek syar’i yang dilanggar. Dan kami menekankan, mengingatkan, untuk umat Islam, kalau mendengar azan, segeralah berangkat ke mesjid, bukan nonton siaran azan di TV,” ucap Ketua Umum PP KAMMI Ahmad Jundi dalam keterangan tertulis, Kamis (5/9/2024).
Ahmad Jundi menuturkan kedatangan Paus Fransiskus, yang merupakan Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Sedunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, merupakan sinyal kerukunan antarumat beragama. Dan dipilihnya Indonesia oleh Paus Fransiskus, lanjut Ahmad Jundi, dapat dimaknai karena dianggap bisa menjadi contoh negara dengan toleransi agama yang tinggi.
“Seperti kita ketahui kedatangan pemimpin Katolik ini memberikan sinyal untuk persatuan kerukunan antarumat beragama. Kedatangan Paus Fransiskus ini menjadi pertanda bahwa Indonesia bisa menjadi contoh toleransi beragama yang tinggi,” tutur Ahmad Jundi.
Ahmad Jundi lalu mengutip penjelasan Ketua MUI Kiai Haji Cholil Nafis soal pemberitahuan azan via running text tak melanggar aspek syar’i.
“Melalui Instagramnya, Ustaz Cholil Nafis setuju azan via running text karena tidak ada aspek syar’i yang dilanggar. Sebab azan sebagai kewajiban (fardu) tetap bisa terlaksana dengan azan di masjid untuk memberi tahu masuk waktu salat dan mengajak bersalat sekaligus syiar Islam,” ujarnya.
Di sisi lain, Ahmad Jundi menilai imbauan running text azan kepada semua stasiun TV juga berlebihan. Pasalnya, tak semua stasiun TV menyiarkan langsung misa Paus Fransiskus di GBK.
“Surat imbauan Kemenag itu juga berlebihan, karena dikeluarkan untuk semua stasiun televisi. Sedangkan kita tahu bahwa tidak semua stasiun televisi menyiarkan misa secara live,” ujar Ahmad Jundi.
Sementara itu, Ketua Bidang Keummatan dan Wawasan Keislaman PP KAMMI, Jodi Setiawan, mengajak seluruh kadernya dan masyarakat menjaga persaudaraan dan perdamaian. Dia pun mengajak semua umat Islam memahami penjelasan ulama, dalam hal ini MUI.
“Mari kita jaga persaudaraan dan jaga perdamaian di Indonesia. Kita patuhi ulama dalam hal ini MUI sebagai rujukan umat Islam di Indonesia,” ujar Jodi.DMS/DC