Berita Ambon – Keberadaan kapal-kapal barang tradisional yang selama ini beroprasi posisinya mulai terancam dengan keberadaan Kapal Tol Laut di Maluku.
Karena pergerakan barang antar pulau waktunya lebih cepat dibanding menggunakan kapal tradisonal yang dari segi waktu cukup lama dan daya muatnya juga tidak sebanding kapal Tol Laut.
Banyaknya Kapal Tol laut yang beroprasi membuat pendapatan kapal barang tradisonal menurun drastis. Selain itu kenaikan BBM juga memberi dampak bagi pemasukan pendapatan kapal itu sendiri.
Kondisi ini salah satunya dialami oleh Kapal Sumber Agung yang selama ini beroperasi tetap melayari rute Ambon- Banda.
Rizal, Nahkoda, KM Sumber Agung, di wawancarai di atas kapal di Pelabuhan Endrico Ambon, Sabtu (28/01), mengakui, kalau sekarang ini kapal yang dinahkodainya hanya beroprasi satu bulan sekali. Itupun tergantung hasil bumi atau pedagang yang akan mengirimkan barang daganganya mereka baik dari Ambon maupun dari Banda.
Menurut Rizal sebelum ada Kapal Toal Laut, mereka dapat berlayar membawa barang dari Banda menuju Ambon sebaliknya dari Ambon tujuan Pulau Banda, dua kali dalam satu bulan.
Dikatakan tidak saja KM Sumber Agung, tetapi ada tiga kapal barang lainya mengalami nasib yang sama .
Dijelaskan, dulu sebelum ada kapal tol laut mereka bisa sama – sama keluar membawa barang dari Banda menuju Ambon,namun berbeda dengan kondisi saat ini pasca beroperasinya kapal tol laut.
Diakui saat ini para pelanggan yang selama ini menggunakan jasa kapal mereka lebih memilih mengirim barang dengan kapal toal laut, sehingga mereka mau tidak mau harus parkir beberapa hari di pelabuhan
Selain sepi order kenaikan BBM juga menjadi factor menurunya pendapatan kapal. Meski ditengah kenaikan BBM mereka tidak berani untuk memasang tarif muat barang yang lebih tinggi karena kawatir akan kehilangan pelanggan maupun para pedagang yang menggunakan jasa kapal mereka.DMS