Berita Maluku Tengah, Masohi – Bentrokan antar warga Rounusa dan Tamilouw, Kecamatan Amahai, Malteng, pada Senin (01/11) siang hingga malam hari memakan korban.
Satu warga dinyatakan tewas diketahui bernama, Hasyim Tuharea sedangkan sembilan orang lainya mengalami luka ringan maupun berat. Saat ini delapan orang menjalani perawatan di Puskesmas Tamilouw sementara satunya terpaksa dirujuk ke RSUD Masohi.
Kapolres Maluku Tengah, AKBP Rositah Umasugi kepada DMS Media Group membenarkan, akibat bentrokan itu satu warga tewas dan sembilan lainnya mengalami luka serius.
“Bahkan satu korban luka terpaksa kami harus dilarikan ke RSUD Masohi, melalui jalur laut untuk mendapat penanganan serius”kata Umasugi .
Kapolres menjelaskan, penyebab bentrokan terkait batas wilayah antara kedua negeri tersebut. Apalagi kata Kapolres, ada tanaman milik warga Dusun Rounnusa yang diduga dirusak warga Negeri Tamilouw.
Dijelaskan Umasugi untuk menyelesaikan masalah tapal batas tersebut disepakati pembentukan tim komisi dan pada Senin (01/11) tim komisi yang terdiri dari Kesbangpol Pemda Maluku Tengah, unsur Pemerintah Negeri Sepa dan Tamilouw, TNI dan Polri serta dikawal aparat Polres Malteng dan Polsek Amahai.
“Meskipun telah dilakukan komisi namun tidak menemui kesepakatan,mereka memaksa harus diputuskan mengenai tapal batas”sebutnya
Tidak adanya titik temu, berdampak terjadinya kosentrasi masa sekira pukul pukul 13:40 WIT. Mereka menuntut agar batas wilayah harus ditentukan, dan meminta ganti rugi atas tanaman milik warga yang dirusak.
“Pukul.14.30 wit, massa dari Dusun Rounussa dan Negeri Sepa langsung melakukan pengrusakan terhadap tanaman pisang dan kelapa milik masyarakat Negeri Tamilouw serta melakukan pemalangan jalan dengan merobohkan pohon di pinggir jalan Dusun Lahati Negeri Tamilouw,” jelas Kapolres.
Massa dari Negeri Tamilouw pun langsung bergerak sehingga terjadi aksi saling serang dengan menggunakan senjata jatam dan lemparan batu.
Untuk mengamankan situasi personil Polres Malteng dan Polsek Amahai yang sementara melaksanakan pengamanan pada perbatasan antara Negeri Sepa dan Tamilouw menghalau massa dengan mengeluarkan tembakan peringatan dan gas air mata.
Upaya yang dilakukan berhasil dan tidak ada kontak phisik antar kedua kubu.Bahkan Kapolres pun turun ke lokasi dan meminta kedua kubu untuk membubarakan diri, namun lagi-lagi saling aksi serang antar kedua kubu tidak terelakan sehingga Polisi kembali melakukan tembakan peringatan dan gas air mata.
Saat personil Polri sementara menghalau masa dari Negeri Sepa dan Tamilouw di jalan raya, tiba-tiba sekelompok warga Suku Naulu Dusun Rohua kurang lebih 100 orang muncul lewat gunung lengkap dengan panah, parang dan tombak menyerang warga Tamilouw di tepi jalan, sehingga warga Tamilouw lari menyelamatkan diri lewat pantai kembali ke Tamilouw.
Kondisi Dapat Dikenadalikan Aparat Gabungan
Kapolres menambahkan untuk mencegah bentrokan susulan, aparat telah menambah personil terdiri dari Polres, Polsek, Brimob dibantu TNI dari Koramil Amahai.
Saat ini jumnlah aparat yang berjaga-jaga di perbatasan kedua negeri bertikai sebanyak 150 personil.
Situasi keamanan pasca bentrok warga di perbatasan Negeri Tamilouw dan Sepa, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah hingga Selasa (2/11/2021) siang, aman terkendali.
Arus kendaraan ke Masohi maupun sebaliknya sudah melintasi ruas jalan yang sempat diblokir warga.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan , setiap kendaraan yang melintas dari dua arah diperiksa oleh petugas.DMS