Namlea, Pulau Buru (DMS) – Aksi unjuk rasa yang digelar ratusan mahasiswa dari kelompok Cipayung Plus di Kabupaten Buru, Kamis, 04/09/25, berlangsung aman dan tertib. Kapolres Buru, Sulastri Sukidjang, menyampaikan apresiasi kepada para mahasiswa yang telah menyampaikan aspirasi dengan damai, serta kepada seluruh personel yang bekerja keras menjaga situasi tetap kondusif.
“Kami sangat mengapresiasi para mahasiswa yang menyampaikan aspirasi dengan cara yang damai dan bermartabat. Ini contoh yang baik dalam berdemokrasi,” ujar Kapolres.
Untuk memastikan keamanan, Polres Buru mengerahkan 360 personel yang disebar di enam titik yang menjadi pusat konsentrasi massa, yakni Pasar Inpres, Telkom, Simpang Lima, Kantor Bupati, Mapolres Buru, serta Gedung DPRD Kabupaten Buru. Sejak aksi dimulai pada pukul 14.00 WIT hingga berakhir pukul 19.30 WIT, seluruh rangkaian kegiatan dapat dikendalikan tanpa insiden yang mengganggu ketertiban umum.
Kapolres mengatakan bahwa Polres Buru selalu siap memberikan pelayanan terbaik dengan mengedepankan pendekatan humanis. “Kami membuka ruang demokrasi bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat, selama dilaksanakan sesuai aturan dan tetap menjaga keamanan bersama,” tegasnya.
Dalam pengamanan, aparat kepolisian tidak hanya mengawal jalannya aksi, tetapi juga melakukan pendekatan persuasif kepada massa. Anggota yang bertugas rutin memberikan imbauan agar mahasiswa tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang ingin memancing keributan. Menurut Kapolres, hal ini menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan suasana aman.
Perwira polisi perempuan yang memiliki dua melati di pundaknya itu juga menegaskan bahwa penyampaian aspirasi merupakan bagian dari hak demokrasi, namun tetap harus mengedepankan norma hukum dan etika. “Kami berharap aksi damai ini bisa menjadi contoh positif bagi masyarakat maupun mahasiswa lain dalam menyampaikan aspirasi,” tambahnya.
Adapun tuntutan yang disuarakan mahasiswa Cipayung Plus dalam aksi tersebut mencakup isu nasional, di antaranya penolakan terhadap tunjangan gaji DPR RI. Selain itu, mereka juga menyinggung sejumlah persoalan daerah yang dinilai belum mendapat perhatian serius dari pemerintah setempat.
“Kami turun ke jalan bukan untuk membuat keributan, tapi agar suara mahasiswa didengar pemerintah, baik pusat maupun daerah,” kata salah satu orator aksi.
Seluruh rangkaian aksi berakhir sekitar pukul 19.30 WIT. Massa kemudian membubarkan diri dengan tertib setelah menyampaikan aspirasi di titik-titik yang telah ditentukan. Aparat yang bertugas tetap bersiaga hingga situasi benar-benar dipastikan aman.DMS











