Jakarta – Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa 95 persen anak Indonesia harus sudah mendapatkan imunisasi. Hal ini menjadi dasar penambahan jumlah vaksin dalam program imunisasi rutin, yang semula 11 jenis menjadi 14 jenis.
Dr. Maxi Rein Rondonuwu D H S M MARS, Direktur Jenderal P2P, menyatakan bahwa beberapa kabupaten/kota mendekati target nasional, namun masih ada yang jauh dari capaian tersebut. Dalam konteks ini, penambahan jenis vaksin menjadi langkah yang sejalan dengan program Kementerian Kesehatan, yaitu transformasi kesehatan dalam akses layanan primer, yang bertujuan untuk memperkuat upaya preventif.
Tiga jenis vaksin tambahan tersebut adalah Human Papillomavirus Vaccine (HPV) untuk mencegah kanker serviks, Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) untuk mencegah pneumonia, dan Rotavirus Vaccine (RV) untuk mencegah diare.
Menurut data Kementerian Kesehatan, lebih dari 103 juta perempuan di Indonesia berusia di atas 15 tahun berisiko terkena kanker serviks, dengan sekitar 36.000 kasus baru setiap tahunnya. Untuk itu, perlindungan melalui imunisasi HPV menjadi krusial.
Sementara itu, pneumonia dan diare termasuk dalam lima penyebab kematian balita tertinggi di Indonesia. Imunisasi PCV dan Rotavirus menjadi kunci untuk mencegah penyakit-penyakit tersebut.
Dr. Maxi menekankan urgensi memberikan vaksin HPV kepada anak perempuan usia 11 dan 12 tahun secara gratis, karena kanker serviks memiliki tingkat kematian yang tinggi.
Pemberian vaksin PCV diperluas secara nasional pada 2022, sementara vaksin Rotavirus diperluas secara nasional mulai tahun 2023 untuk meningkatkan perlindungan terhadap penyakit diare.
Dengan tambahan ini, ada total 14 jenis vaksin dalam program imunisasi rutin, yang meliputi BCG, DPT-Hib, hepatitis B, MMR, OPV, IPV, TT, DT, TD, JE, HPV, PCV, dan Rotavirus. Kementerian Kesehatan juga memberikan imunisasi polio suntik dosis kedua untuk memperkuat perlindungan dari polio. Langkah-langkah ini penting untuk memastikan kesehatan anak-anak Indonesia dan meminimalisir risiko penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi. DMS/AC