Berita Ekonomi, Jakarta – Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika mengatakan akan melakukan sertifikasi sumber daya manusia (SDM) industri makanan dan minuman (mamin) menyusul masifnya implementasi Industri 4.0 di industri tersebut.
Putu mengatakan, sebagian besar industri mamin sudah menerapkan otomatisasi untuk mengurangi kontak bahan makanan dengan manusia.
“Otomatisasi sudah dilakukan. Sekarang bagaimana mengintegrasikannya. Untuk mengintegrasikan ini, kami sudah sepakat dengan Gapmmi, kami akan mengupayakan sertifikasi SDM,” kata Putu Juli Ardika dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (3/4/2023).
Putu menjelaskan, sertifikasi tersebut akan dilakukan dengan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), yaitu rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan.
Dari sekitar 800 perusahaan di industri makanan dan minuman saat ini, ia menargetkan 1,2-1,5 kali lipat atau sekitar 1.200 orang dapat tersertifikasi.
Sedangkan untuk implementasi digitalisasi, Putu mengatakan saat ini sudah ada lebih dari 60 perusahaan industri yang didampingi oleh konsultan untuk mengimplementasikan industri 4.0.
Ia menjelaskan bahwa banyak industri makanan dan minuman yang tertarik untuk menerapkan digitalisasi karena manfaatnya yang besar untuk mendukung perdagangan yang adil dan menjaga kualitas produk.
Putu juga berharap digitalisasi di industri mamin dapat diterapkan secara lebih masif untuk mendongkrak daya saing produk dan meningkatkan pendapatan petani atau peternak di sisi hulu.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan banyak industri mamin yang sudah menerapkan digitalisasi dan otomasi untuk efisiensi.
Meskipun, ia mengakui banyak perusahaan yang melakukannya secara parsial, hanya pada bagian tertentu saja.
“Saya yakin hampir semua ingin menerapkan ini karena efisiensi dan produktivitas meningkat. Di distribusi misalnya, digitalisasi akan menghemat biaya inventori,” kata Adhi. DMS