Jakarta (DMS) – Rambut rontok merupakan hal yang umum terjadi, baik saat keramas maupun menyisir. Namun, berapa jumlah rambut rontok yang masih dianggap normal, dan kapan kondisi ini perlu diwaspadai?
Dokter Spesialis Dermatovenereologi & Estetika sekaligus Scalp & Hair Expert di Klinik Permata Wong, Jakarta Selatan, Ivan Wong, menjelaskan bahwa batas normal rambut rontok adalah sekitar 50-100 helai per hari.
“Secara klasik, jumlah itu dianggap masih normal. Jadi, jika rambut rontok mencapai 100 helai per hari, itu bukanlah sesuatu yang langsung perlu dikhawatirkan,” ujar Ivan, Jumat (21/2).
Namun, perkembangan ilmu kedokteran menunjukkan bahwa angka ini bisa jadi terlalu tinggi. Beberapa literatur bahkan menyebutkan bahwa batas normal rambut rontok mungkin lebih rendah dari 100 helai per hari.
Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan pola kerontokan, bukan hanya jumlah helai yang rontok.
“Jika seseorang biasanya kehilangan sekitar 30 helai per hari, lalu tiba-tiba jumlahnya meningkat menjadi 90 helai, meskipun masih dalam batas normal, ini bisa menjadi tanda perubahan yang perlu diperhatikan,” tambahnya.
Penyebab Rambut Rontok
Rambut rontok bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari yang ringan hingga kondisi medis yang lebih serius. Berikut beberapa penyebab umum rambut rontok menurut Ivan Wong:
Stres berlebih dapat memicu kerontokan rambut yang lebih banyak dari biasanya.
Ketombe yang parah dapat menyebabkan iritasi kulit kepala dan mempercepat kerontokan rambut.
Kekurangan vitamin seperti vitamin D, B12, dan zat besi dapat membuat rambut lebih rapuh dan mudah rontok.
Pola makan yang tidak seimbang, seperti diet ketat atau pola makan vegetarian yang kurang terencana, dapat mempengaruhi kesehatan rambut.
Beberapa orang mengalami reaksi alergi terhadap cat rambut atau produk perawatan tertentu yang menyebabkan kerontokan rambut.
Penyakit autoimun, operasi besar, atau efek samping dari pengobatan tertentu juga dapat memicu rambut rontok.
Jika mengalami kerontokan rambut yang tidak wajar atau dalam jumlah besar, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis agar dapat mengetahui penyebab dan mendapatkan penanganan yang tepat.DMS/CC