Jakarta (DMS) – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada awal perdagangan Senin (23/6), dipicu kekhawatiran pasar terhadap keterlibatan militer AS dalam serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.
Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa pelemahan rupiah didorong oleh pernyataan mantan Presiden AS Donald Trump yang mengklaim AS telah melakukan serangan udara ke tiga fasilitas nuklir Iran.
“Pelaku pasar melihat risiko eskalasi konflik di Timur Tengah, sehingga beralih ke aset aman seperti dolar AS,” kata Ariston di Jakarta, Senin.
Rupiah dibuka melemah 58 poin atau 0,35 persen ke posisi Rp16.455 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp16.397 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS menguat ke level 99 dari sebelumnya di kisaran 98.
Dalam unggahan di platform Truth Social, Trump menyebut serangan itu sebagai “sukses besar”, yang dilakukan pada Sabtu (21/6) setelah Israel lebih dulu melancarkan serangan ke sejumlah lokasi di Iran.
AS disebut turut serta atas permintaan Israel. Keterlibatan ini dipandang melanggar peringatan Iran agar AS tidak ikut campur dalam konflik tersebut, sehingga memicu kekhawatiran akan serangan balasan terhadap pangkalan militer AS di kawasan.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei dalam pernyataan terbarunya menegaskan bahwa campur tangan AS dalam konflik dengan Israel akan menimbulkan konsekuensi serius.
Ariston memperkirakan, bila tensi geopolitik terus meningkat, nilai tukar rupiah bisa bergerak menuju Rp16.500 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran Rp16.300.DMS/AC