Masihulan, Maluku Tengah (DMS) – Ketua Saniri Negeri Masihulan, Leonard Limehuwey, pertanyakan janji pemerintah kabupaten maupun provinsi untuk membangun rumah warga yang terbakar akibat konflik beberapa waktu lalu yang hingga saat ini masih belum juga direalisasi dan warga masih menempati tempat pengungsian.
Menurutnya, apa yang pernah disampaikan pemerintah harusnya dapat segera direalisasi. Oleh karena itu, dirinya berharap agar bantuan dari pemerintah segera dikucurkan untuk membangun rumah pengganti bagi warganya yang kehilangan tempat tinggal akibat pertikaian antar Negeri Sawai dan Masihulan beberapa waktu lalu.
“Sampai hari ini masyarakat kami masih ada yang mengungsi di kebun-kebun, tinggal di gubuk darurat yang tidak layak huni. Banyak yang jatuh sakit karena kondisi tempat tinggal sangat memprihatinkan. Kami hanya minta pemerintah segera penuhi janji untuk membangun rumah warga,” tegas Leonard.
Leonard menuturkan bahwa hingga kini banyak warga Negeri Masihulan masih mengungsi di lokasi-lokasi kebun atau di wilayah tanpa pemukiman tetap. Ketiadaan tempat pemukiman yang representatif membuat banyak warga sakit-sakitan karena rumah sementara di lokasi kebun tidak layak huni.
Dia berharap pemerintah Kabupaten Maluku Tengah serta Pemerintah Provinsi Maluku melalui Gubernur segera merespons permintaan pembangunan 65 unit rumah di Negeri Masihulan sebagai bagian dari bantuan rekonstruksi.
“Jangan hanya janji, tapi harus ada tindakan nyata. Warga kami butuh kepastian kapan rumah bantuan itu dibangun, dan kami berharap prosesnya melibatkan masyarakat lokal supaya ekonomi juga ikut bergerak,” tambah Leonard.
Leonard Limehuwey mendesak agar program bantuan rumah ini tidak sekadar janji, tetapi direalisasikan secepat mungkin. Dia menegaskan pentingnya kejelasan mekanisme penyaluran agar tidak ada warga yang tertinggal serta pelibatan warga lokal dalam pembangunan agar ekonomi lokal ikut tumbuh.
Seperti diberitakan sebelumnya, insiden bentrokan antara warga Negeri Sawai dan Masihulan termasuk Dusun Rumaholat terjadi pada April 2025, yang menyebabkan puluhan rumah warga Masihulan terbakar. Bentrokan itu dipicu sengketa tapal batas serta insiden pemalangan jalan dan konflik antarwarga setempat.
Kapolda Maluku bersama Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa dan Pangdam sempat meninjau lokasi pasca-insiden untuk menyampaikan kehadiran negara dan memastikan pemulihan segera dilakukan.DMS