Masohi, Malteng (DMS) – Komisi IV DPRD Maluku Tengah bersama manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Masohi dalam waktu dekat akan bertolak ke Jakarta untuk menemui Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN).
Pertemuan ini bertujuan membahas kerusakan mesin Oxygen Concentrator yang dihibahkan KADIN kepada rumah sakit tersebut.
Akibat kerusakan mesin ini, produksi oksigen di RSUD Masohi sangat terbatas, hanya mampu menghasilkan dua tabung per hari. Untuk memenuhi kebutuhan pasien, rumah sakit terpaksa mengandalkan suplai oksigen dari PT Samator Suli Ambon.
Ketua Komisi IV DPRD Maluku Tengah, Musriadin Labahawa, menyatakan bahwa pihaknya bersama manajemen RSUD Masohi akan berkoordinasi dengan KADIN untuk mencari solusi terkait perbaikan alat vital ini. Ia mengungkapkan bahwa keterbatasan anggaran menjadi kendala utama dalam proses perbaikan.
Suku cadang yang diperlukan harus didatangkan dari luar negeri dengan waktu pengiriman mencapai dua hingga tiga bulan.
Sementara itu, kebutuhan oksigen di RSUD Masohi mencapai 40 tabung per hari dalam kondisi normal. Jika terjadi lonjakan pasien, kebutuhan bisa meningkat hingga lebih dari 50 tabung.
Kabid Keuangan dan Program RSUD Masohi, Hafiz Makayaino, menjelaskan bahwa suku cadang yang diperlukan tidak tersedia di Indonesia, sehingga rumah sakit membutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk pengadaan.
Saat ini, dua mesin sentral oksigen rumah sakit masih beroperasi, tetapi dengan kapasitas produksi yang semakin menurun akibat kerusakan suku cadang.
Sebelumnya, mesin oksigen dengan kapasitas 300 liter per menit mampu memproduksi hingga 50 tabung per hari. Namun, kondisi mesin yang terus menurun membuat produksi oksigen tidak bisa lagi dipaksakan.
Untuk menjaga keandalan mesin, perbaikan harus segera dilakukan, dengan estimasi biaya perawatan mencapai Rp150 juta.
Komisi IV Temukan Masalah Ketersediaan Obat
Dalam inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Komisi IV di RSUD Masohi pada Kamis (13/02), ditemukan bahwa beberapa pasien masih harus membeli obat dari luar rumah sakit karena keterbatasan stok obat.
Seorang keluarga pasien dari Negeri Laimu, Kecamatan Telutih, mengaku harus membeli dua jenis obat di luar rumah sakit.
Hal yang sama juga dialami pasien lainya, meskipun pasien terdaftar sebagai peserta BPJS.
Komisi IV meminta keluarga pasien menunjukkan kwitansi pembelian obat sebagai bukti adanya permasalahan dalam ketersediaan obat di rumah sakit.
Selain itu, sidak ini dilakukan menyusul laporan meninggalnya seorang pasien yang diduga tidak mendapat layanan oksigen. Saat tiba di RSUD Masohi, rombongan Komisi IV langsung meninjau Instalasi Pengisian Oksigen (IPO).
Mereka menemukan berbagai permasalahan, termasuk kerusakan mesin pengisian tabung oksigen, kondisi kebersihan yang kurang terjaga, serta kendala anggaran dalam pemenuhan pasokan oksigen bagi pasien.DMS