Berita Ambon – Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon bersama BKKBN perwakilan Provinsi Maluku meluncurkan sekolah untuk lansia (lanjut usia) Nusa Indah di Negeri Hutumuri Kecamatan Leitimur Selatan, Kota Ambon.
“Sekolah lansia yang dibentuk ini merupakan yang pertama dan menjadi contoh di Provinsi Maluku, sebagai upaya mendukung terbentuknya ketangguhan dan kemandirian lansia dalam keluarga melalui lembaga pendidikan non formal,” kata Penjabat Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena, di Ambon, Jumat.
Ia mengatakan, Negeri Hutumuri dipilih menjadi percontohan sekolah lansia di Ambon karena terdapat 64 kelompok lansia berjumlah 500 orang.
“Aktivitas lansia di Negeri Hutumuri cukup aktif, sehingga ditetapkan sebagai percontohan agar dapat diterapkan di kabupaten dan kota lain di Provinsi Maluku,” katanya.
Fase lansia, katanya, kualitas hidup, baik dari sisi fisik dan mental semakin menurun dan berdampak pada penurunan produktifitas.
Di sisi lain, lansia telah melalui perjalanan hidup yang panjang dan kearifan yang semuanya dapat dimanfaatkan dalam membuat karya nyata dalam pembangunan nasional.
Ia mengakui, golongan lansia bukanlah beban keluarga, sebagai golongan yang telah memiliki banyak pengalaman hidup lansia diharapkan dapat menurunkan pengalaman kepada generasi muda dan menjadi motor penggerak gerakan perubahan mental di keluarga masing -masing.
“Sudah saatnya lansia menjadi pemimpin utama dalam rangka memberikan nasehat, himbauan dan menularkan pengalaman hidup kepada anak cucu,” katanya.
Melalui pembentukan sekolah lansia, kata Bodewin, pemerintah bersama pemangku kepentingan lainnya termasuk TP PKK dapat memastikan para lansia hidup sejahtera lahir dan batin.
“Peran kita untuk dalam meningkatkan kualitas keluarga yang memiliki lansia harus ditingkatkan, sebab usaha tersebut merupakan usaha mulia yang mendapat ridho Tuhan Yang Maha Kuasa,” katanya.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Ambon, Welly Patty menyatakan sekolah lansia di Negeri Hutumuri akan diikuti 31 lansia berusia 60 tahun ke atas, yang akan belajar satu kali dalam satu bulan selama 6-12 bulan mulai pukul 10.00-12.00 WIT.
Sekolah lansia akan belajar psikologi penuaan, gerak lansia, keperluan gizi, hingga mengatur emosi.
“Sekolah lansia bukan sekolah formal melainkan tempat lansia belajar, memperoleh pengetahuan, dan makin membuat berdaya dalam menjalani kehidupan di usia senja, setelah mengikuti sekolah nanti mereka akan diwisuda,” katanya.
Pemkot, katanya, telah menyiapkan para pengajar sekolah lansia yakni dosen, guru dan dokter di Kota Ambon untuk memberikan materi kepada para lansia.(Antara-DMS)