Masohi, Maluku Tengah (DMS) – Ketua Komisi IV DPRD Maluku Tengah, Musriadin Labahawa, bersama anggota Nirmala Patikawa, mengunjungi seorang bayi yang ditinggalkan oleh ibunya saat masih dalam perawatan di RSUD Masohi.
Langkah ini dilakukan menyusul viralnya kabar bayi tersebut di media sosial.
Komisi IV, yang bermitra langsung dengan RSUD Masohi, segera mengambil tindakan untuk mengklarifikasi kasus ini.
Musriadin memastikan bahwa seluruh biaya perawatan bayi yang menderita hidrosefalus telah diselesaikan oleh pihak rumah sakit.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga mengklarifikasi pemeberitan yang menyoroti ketidak pedulian DPRD dan pemerintah terhadap kondisi bayi yang ditingglakan ibunya tersebut.
“Kami ingin mengklarifikasi bahwa pemberitaan yang menyebut RSUD, DPRD, dan Pemda tidak peduli dengan kondisi bayi ini tidak benar. Semua biaya perawatan bayi sudah ditanggung. Jika dibutuhkan rujukan ke Ambon atau daerah lain, kami bersama Pemda siap memfasilitasi,” tegas Musriadin, yang juga merupakan politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Ia juga berharap agar ibu kandung bayi berinisial WD dapat kembali ke RSUD Masohi untuk menjemput anaknya.
Direktur RSUD Masohi, Anang Rumuar, membenarkan bahwa bayi berusia enam bulan tersebut dirawat dengan gejala hidrosefalus dan telah mendapatkan perawatan intensif selama sebulan. Kini, bayi itu telah diperbolehkan pulang.
Rumuar menjelaskan bahwa WD, yang merupakan seorang ibu rumah tangga asal Desa Haruru, Kecamatan Amahai, harus menghadapi tantangan berat merawat dua anaknya seorang diri tanpa suami.
Diduga, keterbatasan ekonomi menjadi alasan utama WD meninggalkan bayinya di RSUD pada 7 November 2024.
Diberitakan sebelumnya, seorang ibu berinisial WD, warga Desa Haruru, Kecamatan Amahai, Maluku Tengah, diduga terpaksa meninggalkan bayinya di Rumah Sakit Daerah Masohi akibat keterbatasan biaya.
Bayi berusia enam bulan tersebut telah dirawat di rumah sakit sejak 15 Oktober 2024. WD dilaporkan meninggalkan bayi tersebut pada 7 November 2024.
Hingga kini, pihak rumah sakit masih merawat bayi itu sembari menunggu tindak lanjut dari pihak keluarga atau instansi terkait.
Kasus ini menjadi perhatian masyarakat setempat dan memunculkan pertanyaan mengenai akses layanan kesehatan bagi warga kurang mampu.
Bayi tersebut sebelumnya dirawat sejak 15 Oktober 2024 dan kini dalam kondisi stabil. Pihak rumah sakit dan pemerintah daerah terus berharap ada solusi terbaik bagi bayi dan keluarganya.DMS