Ambon, Maluku (DMS) – Sebanyak 276 pelayan jemaat di lingkup Gereja Protestan Maluku (GPM) Bethania, Klasis Kota Ambon, resmi dilantik pada Minggu (9/02). Prosesi pelantikan diawali dengan pembacaan Surat Keputusan di hadapan seluruh jemaat.
Pelantikan ini dipimpin oleh Ketua Majelis Jemaat GPM Bethania, Pdt. Fanny Lailossa, menandai awal perjalanan pelayanan bagi umat di Jemaat GPM Bethania untuk periode 2025-2030.
Pengurus yang dilantik mencakup berbagai wadah pelayanan, antara lain Pengurus Wadah Pelayanan Perempuan, Pengurus Wadah Pelayanan Laki-Laki di 8 sektor, Pengurus Wadah Pelayanan di 19 unit yang tersebar di 8 sektor, serta pelayan non-struktural di Jemaat GPM Bethania.
Dalam sambutannya, Pdt. Fanny Lailossa menekankan pentingnya melayani dengan kasih dan kerendahan hati. Ia mengingatkan bahwa Allah Roh Kudus mencurahkan karunia Ilahi kepada umat-Nya demi terwujudnya Kerajaan Allah di muka bumi.
Menurutnya kasih dan kerendahan hati merupakan aspek penting dalam karya pelayanan. Roh Kudus mengajarkan umat Allah untuk memiliki respons yang baik dan benar kepada orang lain yang dilayani.
Ia mengingatkan bahwa tanpa kasih dan kerendahan hati, seseorang dapat menjadi congkak dan melayani berdasarkan kepentingan pribadi. Sikap seperti itu dinilai sebagai tindakan tercela karena hanya Allah yang layak menerima kemuliaan dan kehormatan.
Lailossa juga mengilustrasikan prinsip pelayanan Rasul Paulus di Jemaat Korintus yang menekankan kemurahan hati, tidak hanya dalam aspek materi, tetapi juga dalam sikap penuh kasih dan dedikasi kepada Allah dan sesama. Ia berharap para pelayan yang baru dilantik menjadi teladan bagi jemaat serta mengingatkan mereka akan kasih Kristus sebagai contoh utama pelayanan sejati.
Selain itu, ia menegaskan pentingnya membangun persatuan di antara umat percaya. Kasih, menurutnya, adalah fondasi utama dalam persatuan gereja. Dalam pelayanan yang dilakukan dengan kasih, bukan hanya pelayan yang mendapat manfaat, tetapi juga mereka yang dilayani.
Lailossa mengajak jemaat untuk mengembangkan sikap murah hati, penuh kasih, serta peduli terhadap kebutuhan sesama, baik secara materi maupun rohani. Ia juga menekankan bahwa pelayanan dengan kasih tidak tergantung pada kondisi ekonomi atau situasi pribadi.
Pelantikan ini menjadi bentuk pertanggungjawaban iman dan kesinambungan kepemimpinan pelayanan gereja, yang berlandaskan firman Tuhan bahwa melayani tidak boleh didasari ambisi atau kepentingan pribadi, tetapi harus dilakukan dengan pengorbanan dan empati.DMS