Jakarta (DMS) – Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKS, Muhammad Nasir Djamil, menyesalkan keterlibatan tiga hakim dalam kasus dugaan suap terkait vonis onstslag (putusan lepas) perkara korupsi ekspor bahan baku minyak goreng.
Ia menyebut tindakan para hakim tersebut mencoreng martabat lembaga peradilan.
“Sangat mengejutkan sekaligus memalukan bagi insan peradilan yang masih menjunjung etika dan integritas,” kata Nasir Djamil kepada wartawan, Senin (14/4/2025).
Menurut Nasir, julukan “wakil Tuhan di muka bumi” yang kerap disematkan kepada hakim seharusnya menjadi pengingat akan tanggung jawab moral yang besar.
“Bayangkan, hakim bisa tergoda oleh uang. Bagaimana dengan yang lainnya?” ujarnya.
Ia menilai kasus ini semakin memperburuk citra lembaga peradilan di Indonesia dan memperpanjang krisis kepercayaan publik.
“Cita-cita mewujudkan peradilan yang agung jadi pertanyaan besar. Apakah ini hanya slogan, atau benar-benar menyentuh akar budaya hukum kita yang rawan disusupi kepentingan dan pelanggaran etika,” tambahnya.
Nasir mendesak Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh dan mendalam terhadap sistem pengawasan internal.
“Penanganannya tidak bisa dengan cara biasa. Diperlukan langkah luar biasa agar kasus serupa tidak terulang,” tegasnya.
Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Muhammad Arif Nuryanta sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap penanganan perkara di PN Jakarta Pusat.
Selain Arif, tiga hakim, seorang panitera muda Pengadilan Negeri Jakarta Utara, serta dua pengacara juga ditetapkan sebagai tersangka.
Kasus ini berkaitan dengan vonis onstslag atau putusan lepas terhadap terdakwa korporasi dalam perkara korupsi ekspor bahan baku minyak goreng.
Tiga hakim yang terlibat, yakni Agam Syarif Baharudin, Ali Muhtaro, dan Djuyamto, diduga menerima suap senilai Rp 22,5 miliar untuk menjatuhkan putusan lepas tersebut.
Mereka diduga bersekongkol dengan Muhammad Arif Nuryanta, dua pengacara bernama Marcella Santoso dan Ariyanto, serta panitera muda Wahyu Gunawan.DMS/DC