Ambon, Maluku (DMS) –Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Maluku kembali menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku, Wailela-Rumahtiga, Kecamatan Teluk Ambon, Kamis (10/7).
Aksi yang bertajuk Jilid II ini menuntut pencopotan Kepala BWS Maluku, Magdalena Tanga, serta Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Bendungan Way Apu.
Dalam orasinya, massa menyuarakan kekecewaan atas dugaan penyimpangan anggaran dan buruknya pelaksanaan proyek infrastruktur, khususnya Bendungan Way Apu di Kabupaten Buru Selatan.
Koordinator aksi, Latu Keliangin, menyampaikan bahwa demonstrasi kali ini merupakan lanjutan dari aksi sebelumnya pada Senin (7/7). Ia menuntut transparansi dan percepatan penyelesaian proyek Bendungan Way Apu yang telah bergulir sejak 2017 namun hingga kini belum rampung.
Dalam oranisanya pendemo menyoroti anggaran bernilai triliunan rupiah, progresnya sangat lambat.
Menurutnya, saat mediasi sebelumnya, Kepala BWS Maluku menyatakan proyek tersebut akan selesai dan diresmikan pada 2027 oleh Presiden RI. Namun, pernyataan itu justru memperkuat kecurigaan publik atas molornya proyek yang seharusnya selesai lebih awal.
Sementara itu, aktivis masyarakat Buru Selatan, Hendra Lapandewa, menyoroti dampak sosial dari proyek tersebut. Ia menyebut, proyek Bendungan Way Apu yang dimulai sejak 2016 sempat terhenti pada 2022 akibat sengketa wilayah adat dan baru dilanjutkan kembali pada 2024.
Ia juga mengungkapkan janji pembangunan asrama bagi masyarakat Pulau Buru di Kota Ambon yang tak kunjung terealisasi. Menurutnya, hal itu memperkuat dugaan penyalahgunaan anggaran yang harus diusut tuntas.
Data yang dihimpun DMS Media Group menunjukkan sedikitnya 41 kepala keluarga terdampak proyek tersebut. Berdasarkan laman resmi Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kementerian PUPR, terdapat sejumlah paket pekerjaan besar untuk proyek Bendungan Way Apu tahun anggaran 2025, antara lain:
Rehabilitasi Bendungan Wai Apu Sistem (D.I Wai Geren), nilai pagu Rp11,95 miliar, dimenangkan oleh PT Sumber Bahagia Panen Rejeki.
Peningkatan Jaringan Irigasi Wai Apu (D.I Wai Pamali), nilai pagu Rp9,09 miliar, dimenangkan oleh CV Viktory Karya.
Rehabilitasi Bendungan Wai Apu Sistem (D.I Wai Lo), nilai pagu Rp7,25 miliar, dimenangkan oleh CV Sumber Makmur Pratama.
Aksi demonstrasi berlangsung dengan membakar ban bekas sebagai bentuk protes terhadap kinerja BWS Maluku dan Satker Bendungan Way Apu. Massa menyatakan akan terus mengawal proyek ini demi kepentingan masyarakat dan transparansi penggunaan anggaran negara.DMS