Jakarta (DMS) – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkapkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) memanfaatkan 33 perwakilan perdagangan di berbagai negara guna mendukung ekspor produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia ke pasar global serta meningkatkan daya saing internasional.
“Kami akan membantu memasarkan produk-produk UMKM agar dapat diekspor. Kami memiliki perwakilan perdagangan, atase perdagangan, serta Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di 33 negara,” ujar Mendag dalam acara Sampoerna untuk Indonesia di Jakarta, Senin (17/3/2025).
Kemendag berupaya membuka pasar ekspor baru melalui perjanjian dagang guna mempermudah akses produk Indonesia ke kancah internasional. Selain itu, Kemendag juga meningkatkan kapasitas UMKM agar mampu memenuhi standar internasional dalam hal kualitas produk, manajemen, serta kesinambungan produksi.
“UMKM yang ingin ekspor harus berani berinovasi, siap beradaptasi, dan memiliki manajemen yang baik. Produk mereka harus berkualitas tinggi dan mampu menjaga kontinuitas produksi,” jelas Mendag.
Untuk mempercepat ekspor UMKM, Kemendag secara rutin mengadakan program business matching guna mempertemukan pelaku usaha dengan calon pembeli potensial. Sepanjang Januari hingga Maret 2025, Kemendag telah menggelar berbagai kegiatan pitching dan business matching, menghasilkan transaksi senilai jutaan dolar AS.
“Pada Januari, kami mencatat 40 kali pitching dan 32 kali business matching dengan total transaksi 5,22 juta dolar AS. Februari, terdapat 77 kali business matching dengan nilai transaksi 3,55 juta dolar AS. Sedangkan Maret, nilai transaksi mencapai 300 ribu dolar AS,” papar Mendag.
Mendag mengakui adanya tren penurunan transaksi, yang disebabkan oleh keterbatasan jumlah UMKM yang mengikuti business matching serta proses pencarian pembeli yang tidak instan. Namun, ia optimistis bahwa transaksi akan meningkat seiring dengan adanya pemesanan ulang (repeat order).
“Penurunan ini bersifat sementara. Jika terjadi repeat order, maka volume ekspor akan kembali meningkat,” tambahnya.
Selain itu, Mendag menegaskan bahwa fokus utama bukan sekadar transaksi jangka pendek, melainkan membangun kepercayaan UMKM terhadap pasar ekspor dan meningkatkan daya tarik produk-produk lokal di mata konsumen global.
Sebagai bagian dari strategi ekonomi nasional, Kemendag memiliki tiga program utama: pengamanan pasar dalam negeri, peningkatan ekspor, serta pendampingan UMKM agar dapat menembus pasar internasional.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditargetkan mencapai 8 persen membutuhkan dorongan dari pengembangan pasar domestik dan ekspor sebagai faktor utama pendorong ekonomi.
“Kami ingin memastikan bahwa pasar domestik yang besar dapat dimanfaatkan oleh industri dan UMKM lokal agar semakin berdaya saing,” ujar Mendag.
Dalam konteks ini, program Sampoerna untuk Indonesia dinilai relevan karena turut membantu UMKM mengisi pasar domestik, meningkatkan partisipasi mereka di sektor ritel, serta memperkuat ekonomi lokal melalui produk-produk unggulan.DMS/AC