Jakarta (DMS) – Setiap 2 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional. Namun di balik upacara bendera dan lomba seremonial, tersimpan pekerjaan rumah besar: bagaimana memastikan semua anak bangsa menikmati pendidikan yang benar-benar bermutu dan setara.
Presiden Prabowo Subianto menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama pemerintahannya. Dalam Asta Cita keempat, ia menegaskan pentingnya membangun sumber daya manusia yang kuat sebagai agen perubahan demi mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, dan berdaya saing.
Upaya memajukan pendidikan bukan hanya soal membangun gedung sekolah baru, tetapi juga memastikan mutu pengajaran. Pemerintah berkomitmen memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan dengan merevitalisasi sarana dan prasarana, memperkuat pembelajaran digital, serta meningkatkan kualitas, kualifikasi, dan kesejahteraan guru.
Guru kini diharapkan bukan sekadar penyampai materi, tetapi juga mentor, konselor, dan teladan yang memandu siswa dalam suka maupun duka. Seperti pesan Ki Hadjar Dewantara, Ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani di depan memberi teladan, di tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan.
Sejak Oktober 2024, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah telah memperbaiki tata kelola, pembinaan, serta penyederhanaan administrasi kinerja guru, kepala sekolah, dan pengawas. Langkah ini membuat pendidik bisa lebih fokus mengembangkan diri dan meningkatkan mutu pembelajaran.
Di sisi kurikulum, kementerian memperkenalkan Pembelajaran Mendalam (deep learning), Tes Kemampuan Akademik (TKA), serta mata pelajaran pilihan Koding dan Kecerdasan Artifisial (AI) mulai kelas 5 dan 6 SD hingga jenjang SMP dan SMA.
Pembentukan karakter juga mendapat perhatian. Program Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat mencakup kebiasaan bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cukup. Program Pagi Ceria dengan senam, menyanyikan Indonesia Raya, dan doa bersama digulirkan untuk menyemangati anak-anak sebelum belajar.
Bagi anak usia dini, kementerian meluncurkan Album Kicau kumpulan 10 lagu anak-anak yang dirancang sebagai media belajar menyenangkan, sekaligus mengisi kekosongan lagu anak-anak yang relevan saat ini.
Namun semua inisiatif ini tak akan berjalan tanpa dukungan seluruh elemen masyarakat. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Orang tua, masyarakat, dunia usaha, media, dan berbagai pihak lain perlu turun tangan. Partisipasi bersama ini adalah kunci agar pendidikan Indonesia benar-benar inklusif dan bermutu bagi semua.
Hari Pendidikan Nasional bukan sekadar perayaan tahunan. Ia adalah pengingat bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa adalah amanat konstitusi sekaligus tugas bersama. Jika ingin melahirkan generasi hebat, kerja sama lintas sektor adalah harga mati.
“Selamat Hari Pendidikan Nasional”.DMS/AC