Jakarta (DMS) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menduga ada pihak tertentu yang sengaja menunda rencana pengembangan (Plan of Development/POD) blok minyak dan gas (migas) agar Indonesia terus bergantung pada impor bahan bakar minyak (BBM).
“Apakah Indonesia memang tidak lagi punya sumber daya alam, atau masih ada tapi sengaja ditunda agar impor terus berlangsung? Menurut saya, ini ada unsur kesengajaan, by design,” ujar Bahlil dalam Forum Energi dan Mineral di Jakarta, Senin (26/5).
Menurut Bahlil, saat ini Indonesia memiliki hampir 40 ribu sumur migas, namun yang produktif tidak lebih dari 20 ribu. Padahal, pemerintah telah memberikan izin pengelolaan wilayah kerja agar sumur-sumur tersebut segera berproduksi.
“Ternyata kita sudah punya 301 hasil eksplorasi yang belum masuk tahap POD. Ini seperti sengaja ditunda,” kata dia.
Bahlil menegaskan Kementerian ESDM siap mengevaluasi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang tak kunjung mengembangkan wilayah kerja (WK) yang sudah diberikan. Ia bahkan membuka kemungkinan menarik kembali WK tersebut untuk dilelang ke kontraktor lain yang lebih serius.
“Bagaimana mungkin kita terus impor BBM dari negara yang bahkan tidak memiliki sumber minyak? Ini by design. Hanya orang yang tidak berpikir jauh yang menganggap ini bukan kesengajaan,” tegas Bahlil.
Sebelumnya, ia mengungkapkan ada 10 WK yang telah masuk tahap POD namun mangkrak, sebagian besar berlokasi di wilayah lepas pantai (offshore). Potensi investasi dari WK mangkrak itu mencapai 1,8 miliar dolar AS, dengan estimasi kapasitas produksi 51,35 juta barel minyak atau sekitar 31.300 barel per hari, serta potensi gas sebesar 600 BCF.
Selain itu, terdapat 17 WK lain yang juga sudah berstatus POD dengan estimasi produksi 306 juta barel minyak dan 18.351 BCF gas, namun jadwal produksi (onstream) terus mundur.DMS/AC