Ambon, Maluku (DMS) – Museum Siwalima selenggarakan Workshop Bedah Koleksi tahun 2025 dengan tema: “Koleksi sebagai Memori: Rekontekstualisasi Nilai dan Identitas,” yang digelar pada 27–28 Agustus 2025. Kegiatan ini diikuti 30 orang mahasiswa Unpatti jurusan Sejarah, Bahasa, dan Sastra Indonesia.
Wellem De Kock selaku ketua panitia kegiatan dalam paparannya mengatakan tujuan workshop ini adalah meningkatkan pemahaman dan apresiasi mahasiswa terhadap koleksi Museum Siwalima.
“Melalui workshop ini kami ingin mahasiswa tidak hanya melihat koleksi sebagai benda mati, tetapi juga sebagai memori kolektif yang merefleksikan nilai budaya, sejarah, dan identitas masyarakat Maluku,” jelas Wellem.
Ia menambahkan, kegiatan ini juga mendorong mahasiswa untuk menyelidiki asal-usul koleksi, mengkaji nilai historis, serta mempresentasikan hasil analisis dalam bentuk esai singkat.
Workshop dibuka secara resmi oleh Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku, Wilco Hukom, mewakili Kepala Dinas Pendidikan. Dalam sambutannya ia menekankan pentingnya peran Museum Siwalima sebagai pusat penyimpanan benda budaya sekaligus ruang edukasi.
“Sejak berdiri pada 8 November 1973 hingga kini, Museum Siwalima telah berusia lebih dari 51 tahun dengan lebih dari 5.300 koleksi yang terinventarisasi. Museum ini bukan hanya tempat penyimpanan, tetapi juga ruang untuk penelitian dan refleksi identitas masyarakat Maluku,” ujar Wilco.
Lebih lanjut, Wilco menilai pelaksanaan workshop ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat pengelolaan koleksi museum dan membekali generasi muda.
“Kami berharap para peserta mampu mengkaji, menganalisis, serta menyebarluaskan informasi koleksi dalam bentuk karya ilmiah yang bermanfaat bagi akademisi maupun publik,” tambahnya.
Apresiasi juga disampaikan kepada seluruh panitia, narasumber, dan peserta atas kerja sama serta partisipasi mereka. Diharapkan Workshop Bedah Koleksi Museum Siwalima Tahun 2025 dapat berjalan lancar dan memberi manfaat sebesar-besarnya bagi semua pihak.DMS