Berita Ambon – Puluhan tenaga kesehatan RSUD Dr M Haulussy Ambon menggelar aksi unjuk rasa untuk menuntut pembayaran hak nakes yang belum dibayarkan sejak tahun 2020. Mereka mengecam pihak Rumah Sakit yang belum melunasi dana jasa pelayanan senilai Rp26 miliar kepada lebih dari 600 pegawai RSUD Dr M Haulussy.
Salah satu dokter RSUD Haulussy, Winny Leiwakabessy, menyampaikan, “Hari ini kami, tenaga kesehatan yang bekerja di RSUD Dr M Haulussy, melakukan unjuk rasa untuk menuntut perjuangan kami dalam mendapatkan jasa pelayanan yang menjadi hak kami sejak tahun 2020 hingga hari ini, yang mencapai Rp26 miliar.”
Dana jasa pelayanan tersebut mencakup jasa layanan BPJS, Medical Check-up, dan dana COVID-19. Meskipun telah melakukan berbagai upaya dan pertemuan dengan manajemen RSUD, termasuk pertemuan dengan instansi terkait seperti Inspektorat Provinsi Maluku, Dinas Kesehatan, dan DPRD Komisi IV, namun pembayaran belum juga direalisasikan.
Dalam pertemuan dengan DPRD Provinsi Maluku pada 1 September 2023, manajemen RSUD Dr M Haulussy diminta untuk membayar jasa pelayanan pada 15 November 2023, namun hingga saat ini belum ada pembayaran yang dilakukan.
Winny Leiwakabessy menegaskan, “Pertanyaan besar kami para nakes adalah jasa pelayanan kami tidak dibayar, sementara stok obat banyak yang kosong, hutang RS tetap banyak uang kami kemana.”
Para nakes, termasuk dokter dan perawat, menyampaikan sejumlah tuntutan kepada manajemen RSUD, antara lain pembayaran jasa selama empat tahun yang belum dibayarkan, audit hutang RSUD DR M Haulussy, penolakan terhadap perubahan juknis COVID, hingga pertanggungjawaban manajemen terkait jasa operasional RS.
Aksi demo ini tidak hanya sebagai bentuk unjuk rasa, namun juga disertai penutupan pelayanan di RSUD Dr M Haulussy hingga pembayaran jasa layanan direalisasikan. “Layanan kami tutup sampai m-banking kami berbunyi, tidak ada lagi ruang diskusi yang kami buka karena tuntutan kami sudah jelas,” tegas para nakes. DMS/Antara