Jakarta (DMS) – Pakar keamanan siber dari perusahaan Sophos yang berbasis di Inggris memperingatkan bahaya melakukan pencarian di internet dengan kata kunci tertentu yang berpotensi membawa ancaman. Hati-hati saat mencari informasi tentang “kucing Bengal” karena kata kunci ini dapat memicu malware.
Dalam beberapa hari terakhir, tim Sophos mendeteksi taktik berbahaya yang digunakan oleh kelompok GootLoader. Mereka menggunakan teknik SEO (Search Engine Optimization) untuk menempatkan tautan berbahaya di hasil pencarian teratas.
Situs-situs palsu ini dirancang menyerupai topik-topik yang dicari pengguna, seperti informasi seputar kucing Bengal dan hukum kepemilikannya, yang sebenarnya menyebarkan malware berbahaya.
Sophos melaporkan bahwa pengguna yang mengklik tautan tersebut tanpa sadar dapat mengunduh malware seperti GootLoader, yang memungkinkan penjahat siber memasang malware lain, mencuri data, atau bahkan memasang ransomware.
GootLoader, yang sebelumnya terkait dengan kelompok ransomware REVil dan trojan perbankan Gootkit, kini telah berkembang menjadi platform layanan yang lebih canggih.
Jake Moore, pakar keamanan dari ESET, menambahkan bahwa penjahat siber semakin cerdik dalam memanfaatkan rasa percaya pengguna terhadap hasil pencarian internet.
“Pengguna sering kali menganggap bahwa hasil pencarian telah diverifikasi dan aman. Sayangnya, para pelaku semakin kreatif dalam menyusup di seluruh bagian internet,” kata Moore.
Tak hanya kucing Bengal, ada juga beberapa kata lain yang sebaiknya dihindari dalam pencarian. Menurut laporan terbaru, kombinasi kata seperti “pressure cooker bomb” dan “backpack” dapat memicu perhatian pihak berwenang, karena terkait dengan insiden seperti ledakan Boston Marathon.
Kejadian ini menunjukkan bahwa pencarian online tertentu dapat menarik kecurigaan, terutama jika diakses bersama situs berbahaya.
Dengan meningkatnya penggunaan AI dalam mesin pencarian, Moore memperingatkan bahwa risiko keamanan akan semakin besar.
Pengguna disarankan untuk berhati-hati terhadap tautan yang mengarahkan langsung ke unduhan file.
“Seiring berkembangnya teknologi, kita perlu lebih selektif dalam mengklik tautan, karena banyak yang bisa disusupi oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab.
Jika tautan langsung membawa kita ke halaman unduhan, waspadalah terhadap file yang otomatis muncul di folder unduhan,” kata Moore.
Penting bagi pengguna untuk selalu waspada terhadap tautan yang dikunjungi, baik dari hasil pencarian, media sosial, atau email, karena semua bisa menjadi celah masuk bagi penjahat siber.DMS/CC