Berita Buru, Namlea – Pasca penyisiran lokasi pertambangan emas ilegal Gunung Botak oleh tim gabungan beberapa waktu lalu, saat ini kembali mulai ramai dengan rutinitas kegiatan oleh para penambang ilegal.
Di lokasi Gunung Botak dan sekitarnya terlihat para penambang mulai datang dan kembali melakukan rutinitas penambangan ilegal secara besar-besaran, meski telah dilakukan upaya Operasi Peti Salawaku 2024 oleh aparat gabungan dari TNI-Polri beberapa waktu lalu.
Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Buru, Kadafi Alkatiri, kepada reporter DMS Media Group, Sofyan Muhammadia, saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa pihaknya sangat menyayangkan kembalinya dilakukan rutinitas penambangan ilegal oleh para penambang di lokasi Gunung Botak.
Dikatakannya, Operasi Peti Salawaku yang dilakukan oleh Polres Buru seharusnya menjadi langkah hukum oleh aparat penegak hukum untuk menindak tegas para penambang ilegal yang kembali melakukan rutinitas di kawasan Gunung Botak.
Pada saat itu, Kapolres Buru dalam Operasi Peti Salawaku tertanggal 3 Juni hingga 9 Juni 2024 secara tegas telah menyatakan sikap bahwa jika terdapat penambang yang masih melakukan rutinitas penambangan ilegal, maka Polres Buru akan mengambil langkah hukum.
Pernyataan Kapolres Buru, kata Alkatiri, tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Selaku masyarakat Buru, ia sangat menyesalkan sikap aparat penegak hukum, dalam hal ini Polres Buru, yang terkesan membiarkan adanya rutinitas penambangan ilegal bebas keluar masuk di lokasi Gunung Botak, Dusun Wamsait, Desa Dava, Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru. Padahal, di sekitar lokasi itu juga terdapat pos penjagaan.
Selain itu, menurut Alkatiri, tindakan penyisiran yang dilakukan Polres Buru terlihat tebang pilih karena lokasi daerah Wasboli yang juga terdapat rutinitas penambangan ilegal seharusnya dilakukan penyisiran secara merata dan konsisten dalam upaya penegakan hukum. Namun, faktanya tidak demikian yang terjadi di lapangan.
Dari fakta di lokasi areal penambangan, terlihat rutinitas mobil truk keluar masuk dengan mudah mengangkat tumpukan material emas.
Tumpukan material emas ini sebelumnya merupakan hasil pengangkatan sedimen dari kali Anahoni oleh salah satu perusahaan BPS beberapa tahun lalu yang kini tidak beroperasi lagi, sehingga sedimen tersebut diangkat dan ditumpukan menjadi satu di lokasi Wasboli.
Kini, material sedimen tersebut telah diolah oleh masyarakat penambang dengan metode penggunaan bak rendaman bercampur sianida atau zat kimia berbahaya. Tak hanya dengan metode bak rendaman, di sepanjang lokasi itu juga terlihat mesin dompeng dengan menggunakan pipa air berukuran besar untuk menyedot material emas.DMS