Tanjungpinang – PT Pelni mengumumkan penundaan keberangkatan kapal KM Sabuk Nusantara 48 yang beroperasi dari Pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP) Tanjungpinang menuju Tambelan, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri). Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap kondisi cuaca ekstrem yang telah diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di perairan Kepri.
Suharto, Kepala Urusan Operasional PT Pelni Cabang Tanjungpinang, menjelaskan bahwa meskipun KM Sabuk Nusantara 48 awalnya dijadwalkan berangkat pada Senin (25/12), namun keberangkatannya terpaksa ditunda hingga Rabu (27/12). Keamanan dan keselamatan pelayaran menjadi prioritas utama, dan penundaan tersebut dilakukan untuk menghindari risiko di tengah cuaca ekstrem.
“Dengan harapan cuaca membaik, kami berharap kapal dapat melanjutkan perjalanan besok,” ucap Suharto.
Topan Wisnu Chandra, Kepala Seksi Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli KSOP Tanjungpinang, menambahkan bahwa penundaan keberangkatan KM Sabuk Nusantara 48 disebabkan oleh gelombang laut tinggi, terutama di perairan Natuna dan Anambas, yang mencapai ketinggian tujuh meter. Rute pelayaran dari Tanjungpinang ke Tambelan, yang melibatkan laut lepas dengan perjalanan sekitar 20 jam, memerlukan koordinasi terus-menerus dengan BMKG untuk memantau perkembangan cuaca.
“Dalam kondisi cuaca ekstrem, keberangkatan kapal antarpulau akan ditunda hingga cuaca membaik,” tambah Topan.
Selain itu, Topan memproyeksikan lonjakan penumpang di Pelabuhan SBP Tanjungpinang selama libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 sekitar 17 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan signifikan terjadi pada H-2 perayaan Natal, tepatnya pada tanggal 23 Desember 2023, dengan jumlah penumpang tiba mencapai 5.685 orang dan yang berangkat sebanyak 4.927 orang. Angka ini menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya, yaitu 3.629 orang tiba dan 3.975 orang berangkat.
“Saat ini, arus penumpang di Pelabuhan SBP Tanjungpinang masih berjalan normal dan lancar,” tambahnya. DMS/Ac