Berita Buru, Namlea – Pemerintah Kabupaten Buru menggelar workshop dalam rangka membahas dan merencanakan implementasi program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) tahun 2024.
Dengan tagline “Dari Buru untuk Indonesia,” kegiatan workshop ini membahas tentang proses pembelajaran GSMS, proses pelaporan, dan pementasan akhir GSMS yang dibuka secara langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Buru, Dahlan Kabau.
Kepada reporter DMS Media Group, Sofyan Muhammadia, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Buru, Dahlan Kabau menjelaskan pelaksanaan kegiatan workshop ini bertujuan sebagai upaya memadukan pendidikan formal dengan kekayaan seni dan budaya yang dimiliki Kabupaten Buru.
Sebagai daerah yang kaya akan warisan budaya, Kabupaten Buru memiliki potensi besar untuk mengembangkan pendidikan berbasis seni dan budaya. Mengingat kabupaten ini dikenal dengan berbagai kesenian tradisional seperti tari sawat, alat musik toto buang, dan berbagai bentuk kerajinan tangan yang unik. Semua ini merupakan aset berharga yang harus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi muda.
Beberapa alasan mengapa GSMS sangat penting bagi Kabupaten Buru, dikarenakan GSMS akan membantu melestarikan warisan budaya Buru dengan cara yang efektif. Dengan menghadirkan seniman ke sekolah, maka siswa akan memiliki kesempatan untuk belajar langsung dari para ahli dan praktisi seni budaya lokal.
Selain itu, kegiatan ini juga dapat mengembangkan karakter, karena pendidikan seni tidak hanya mengajarkan keterampilan, tetapi juga nilai-nilai seperti disiplin, kerja sama, dan kreativitas. Hal ini sejalan dengan upaya dalam pembentukan karakter generasi muda Buru.
Lebih lanjut dikatakannya, dari sisi lain ada potensi ekonomi kreatif yang bisa dihasilkan. Dengan memperkenalkan seni dan budaya sejak dini, maka peluang untuk mengembangkan ekonomi kreatif di masa depan akan terbuka lebar. Ini dapat menjadi solusi alternatif dalam pembangunan ekonomi Kabupaten Buru.
GSMS juga diharapkan akan memperkuat identitas Buru sebagai daerah yang kaya akan seni dan budaya. Ini penting dalam konteks persaingan global, di mana identitas lokal menjadi nilai tambah yang signifikan.
Diharapkan output yang didapatkan adalah mewariskan kegiatan-kegiatan budaya masa lampau untuk kembali dilestarikan oleh generasi muda, terutama siswa pada bangku sekolah SD dan SMP yang ada di Kabupaten Buru.
Seluruh rangkaian kegiatan ini diikuti sebanyak 104 orang peserta, terdiri dari seniman, asisten, kepala sekolah, tim perumus, dan pengelola GSMS. Dalam workshop ini dibahas tentang proses pembelajaran GSMS, proses pelaporan, dan pementasan akhir GSMS.DMS