Berita Ekonomi, Jakarta – Pemerintah terus bersinergi untuk menjaga keberlanjutan pemulihan ekonomi nasional dan pertumbuhan ekonomi yang berhasil tumbuh 5,31 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy) di tahun 2022.
“Pemerintah akan terus melakukan sinergi antar pemangku kepentingan, terutama fiskal dan moneter, yang sudah berjalan dengan baik,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Maybank Indonesia Economic Outlook 2023 di Jakarta, Rabu (15/3/2023).
Sinergi untuk menjaga keberlanjutan pemulihan tersebut dilakukan dengan mendorong berbagai strategi, seperti pelaksanaan program perlindungan sosial bagi masyarakat rentan, transformasi ekonomi melalui Peraturan Perundang-undangan (Perppu) Cipta Kerja, dan hilirisasi sumber daya alam (SDA).
Kemudian, melalui penyesuaian kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) SDA, pembangunan infrastruktur, hingga pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui berbagai program seperti Kartu Prakerja.
Selain itu, kata dia, untuk memitigasi transmisi kenaikan harga komoditas global, pemerintah juga melakukan berbagai upaya ekstra pengendalian inflasi melalui forum Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPIP dan TPID).
Upaya pengendalian inflasi dilakukan melalui strategi kebijakan 4K, yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif, sehingga inflasi Indonesia di tahun 2022 dapat terkendali di level 5,5 persen (yoy).
Menghadapi gejolak ketidakpastian ekonomi global, Indonesia semakin menunjukkan ketangguhannya melalui capaian pertumbuhan ekonomi yang impresif yang menyentuh angka 5,31 persen (yoy) pada tahun 2022.
Menurut Airlangga, pertumbuhan ekonomi domestik diiringi dengan penguatan berbagai sektor, mulai dari konsumsi rumah tangga, ekspor, transportasi dan pergudangan, hingga akomodasi serta makanan dan minuman.
“Sejumlah indikator di sektor riil dan eksternal juga menunjukkan prospek yang positif,” imbuhnya.
Dia mengungkapkan indikator yang dimaksud mulai dari Indeks Keyakinan Konsumen yang tetap berada di level optimis, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur yang terus berada di level ekspansi, neraca perdagangan yang surplus selama 33 bulan berturut-turut, surplus neraca transaksi berjalan, hingga rasio utang luar negeri yang terus menurun. DMS