Halmahera Selatan, Maluku Utara (DMS) – Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan menetapkan status tanggap darurat bencana banjir selama 14 hari sejak Minggu (23/6), menyusul banjir yang merendam ribuan rumah dan menyebabkan satu balita meninggal dunia.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (24/6), mengatakan banjir dipicu hujan berintensitas tinggi yang mengguyur selama beberapa hari terakhir.
“Sebanyak 4.182 kepala keluarga atau 13.965 jiwa terdampak, tersebar di 15 desa dari enam kecamatan,” ungkap Abdul. Enam kecamatan tersebut adalah Bacan, Bacan Selatan, Gane Barat, Gane Timur, Gane Timur Selatan, dan Gane Barat Selatan.
Selain menimbulkan ribuan pengungsi, banjir juga menyebabkan seorang balita berusia dua tahun tewas terseret arus, serta satu warga lainnya mengalami luka akibat tersengat listrik.
Berdasarkan data BNPB, sebanyak 1.522 rumah terendam, empat rumah rusak berat, tiga rumah rusak ringan, serta dua jembatan rusak berat dan satu jembatan rusak ringan. Satu bronjong sepanjang 40 meter juga terdampak banjir.
Tinggi muka air di wilayah terdampak berkisar antara 20 hingga 150 sentimeter, menyulitkan mobilitas warga dan memperlambat upaya evakuasi serta distribusi bantuan.
BNPB telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait untuk penyaluran bantuan logistik. Kebutuhan mendesak saat ini meliputi makanan siap saji, selimut, terpal, tikar, pakaian layak pakai, serta perlengkapan bayi dan balita.
Abdul mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, mengingat intensitas hujan masih tinggi, serta terus memantau informasi resmi dari BMKG, BPBD, dan kanal komunikasi pemerintah.DMS/AC