Masohi, DMS – Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah (Pemkab Malteng) bergerak cepat mengatasi laju inflasi di daerah dengan melaksanakan operasi pasar dan menyalurkan subsidi bahan pangan.
Bupati Maluku Tengah Zulkarnain Awat Amir bersama memimpin langsung kegiatan pengendalian inflasi yang digelar di Pasar Binaya, Masohi, Jumat (11/4/2025).
Bupati mengunjungi Pasar Binaya didampingi Sekda, Dinas Ketahanan Pangan, dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag).
Dalam kegiatan tersebut, Pemkab Malteng menyalurkan sejumlah bahan pangan bersubsidi, seperti cabai rawit dan ikan segar.
Bupati menyatakan, langkah ini merupakan wujud konkret pemerintah dalam menekan inflasi yang berdampak langsung pada daya beli masyarakat.
Langkah yang diambil antara lain dengan subsidi bahan kebutuhan pokok, menggelar operasi pasar, serta memantau langsung petani dan pemasok di lapangan.
Ia menambahkan, Pemerintah Daerah bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan seluruh pemangku kepentingan akan terus berkoordinasi untuk mengambil langkah-langkah yang sinergis, responsif, dan tepat sasaran.
Bupati yang akrab disapa Bang Ozan menekankan pentingnya kolaborasi antarinstansi dalam menanggulangi inflasi yang telah berdampak terhadap penurunan daya beli masyarakat.
Ia menambahkan Pemda akan terus melakukan pemetaan komoditas penyumbang inflasi agar kebijakan yang diambil lebih tepat sasaran.
Berdasarkan data BPS, Kabupaten Maluku Tengah mencatat inflasi tertinggi di Provinsi Maluku secara year on year (yoy) pada Maret 2025, yaitu sebesar 5,07 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 107,13. Angka ini meningkat signifikan dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,85 persen.
Kelompok pengeluaran yang paling berkontribusi terhadap inflasi adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 4,80 persen. Komoditas penyumbang inflasi terbesar antara lain ikan tongkol (1,11 persen), beras (0,63 persen), nasi dengan lauk (0,63 persen), ikan selar/kawali (0,58 persen), dan tomat (0,56 persen).
Secara month to month (mtm), inflasi Maluku Tengah pada Maret 2025 tercatat sebesar 0,97 persen, lebih tinggi dibanding Februari yang mengalami deflasi 1,04 persen. Komoditas penyumbang inflasi bulanan antara lain tarif listrik (0,89 persen), ikan cakalang (0,14 persen), ikan tongkol/komu (0,11 persen), cabai rawit (0,10 persen), dan ikan selar/kawali (0,10 persen).
Sebelumnya, pada Januari 2024, Maluku Tengah juga menjadi daerah dengan inflasi tertinggi di Provinsi Maluku, yakni sebesar 6,46 persen (yoy) dengan IHK 106,15. Sebagai perbandingan, inflasi Provinsi Maluku saat itu tercatat sebesar 4,12 persen dengan IHK 105,84. Inflasi terendah terjadi di Kota Ambon, yakni 2,74 persen.DMS