Berita Ambon – Pemerintah Kota Ambon Provinsi Maluku mengupayakan pencegahan Stunting di daerah setempat. Salah satunya dengan menggelar intervensi serentak.
Kick Off Intervensi Serentak Pencegahan Stunting di Kota Ambon untuk 313 Posyandu, dipusatkan di Posyandu Sumber Kasih Negeri Hunuth-Durian Patah, Kecamatan Teluk Ambon, Senin (10/06).
Pj Walikota Ambon Dominggus Kaya menyampaikan kegiatan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting diharapkan dapat mendongkrak kunjungan ibu hamil dan balita datang ke posyandu agar terpantau status kesehatannya.
Pj Walikota menilai, persoalan stunting pada balita mengindikasikan bahwa terjadinya masalah dalam manajemen penyelenggaraan pelayanan dasar, di mana pelayanan untuk mencegah dan menurunkan prevalensi stunting belum maksimal. Oleh sebab itu, perlu dilakukannya inovasi dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kota Ambon.
Salah satu inovasi yang dikembangkan adalah intervensi spesifik mulai dari pelayanan kesehatan terpadu untuk calon pengantin, pelayanan kesehatan remaja putri untuk mencegah anemia sejak dini, pendampingan ibu hamil, kelas pemberian makan bayi dan anak, hingga gerakan memasyarakatkan gemar makan ikan untuk meningkatkan konsumsi protein hewani pada balita.
Selain intervensi spesifik, lanjutnya, intervensi sensitif juga menjadi bagian dari upaya percepatan penurunan stunting di kota Ambon antara lain penanganan daerah rawan pangan, berupa pemberian bahan pangan pokok bagi keluarga yang memiliki balita dengan masalah gizi.
Perbaikan sarana sanitasi dan rumah tak layak huni juga menjadi bagian penting dalam intervensi sensitif menurunkan angka stunting. Termasuk sambungan air bersih gratis bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan kampung keluarga berkualitas dengan dapur sehat atasi stunting.
Menurutnya langkah ini akan memantau pertumbuhan dan perkembangan anak secara langsung untuk antisipasi Stunting.
Kaya berharap dengan interfensi ini angka penurunan stunting di Kota Ambon dibawah 20 persen.
Dakui prevalensi stunting di kota Ambon masih cukup tinggi dimana pada tahun 2021 masih diangka 21,8 % tahun 2022 (21,1%,), tahun 2023 (20,7% ) dan tahun 2024 mencapai 20% karena masih ada 353 anak stinting yang perlu diselesaikan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Ambon, Welly Patty menambahkan, dalam kegiatan tersebut dilakukan pengukuran, penimbangan, tidak saja kepada para balita, tetapi juga kepada ibu hamil, ibu baru melahirkan serta calon pengantin. Selain itu, juga diisi dengan pemberian makanan tambahan (PMT).
Melalui kegiatan tersebut, kata dia, akan diketahui data sebenarnya balita yang berpotensi stunting, kurang gizi, maupun yang gizi buruk, untuk kemudian dapat dilakukan upaya intervensi.
Baik Pj Walikota maupun Kepala BPP-KB kota Ambon berharap dukungan semua kader, tim satgas di kecamatan hingga keluarahan/desa bahkan dengan TNI/Polri teramasuk berbgai pihak lain, mewujudkan visi sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan berbudaya, menuju generasi emas.
Diketahui percepatan penurunan stunting pada Balita adalah program prioritas Pemerintah sebagaimana termaktub dalam RPJMN 2020-2024.
Sesuai arahan Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin sebagai Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S) pada Rapat Bangga Kenca di Jakarta 25 April 2024 lalu, diharapkan target nasional pada tahun 2024, prevalensi stunting turun hingga 14%.DMS