Berita Ambon – Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, Maluku melaporkan evaluasi implementasi Smart City atau kota pintar tahap satu 2023 kepada tim assesor Smart City.
“Evaluasi dilakukan melalui daring dan langsung dari Kota Surabaya, Pemkot Ambon melaporkan progres hasil tindak lanjut,” kata Sekretaris Kota Ambon, Agus Ririmasse, Selasa.
Ia menjelaskan, dewan Smart City dan tim pelaksana Kota Ambon telah melakukan tugas konsolidasi dalam bentuk pertemuan untuk menjaga komitmen bersama, memberikan usul dan saran terkait program dan kegiatan pembangunan dan pengembangan Ambon Smart City.
Selain itu melakukan koordinasi, kerja sama, pengawasan serta evaluasi, terkait perkembangan infrastruktur baik fisik, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) maupun sosial setiap tahun mengalami peningkatan.
“Seperti pada kegiatan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang dilakukan sejak tahun 2017-2022 bagi 2.915 KK, untuk tahun ini akan dilakukan pada Agustus 2023,* katanya.
Sedangkan untuk infrastruktur TIK di tahun 2023, terdapat penambahan lima CCTV yang ditempatkan di pasar untuk memantau kebersihan maupun ketertiban umum.
Selanjutnya di Command Center juga ada penambahan omnichanel maupun live chat yang terdapat pada website pemerintah kota Ambon. Dan mulai Juli 2023 akan dijalankan aplikasi ASN yang merupakan aplikasi yang dapat melihat kinerja dari ASN dan untuk mengukur besaran Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP).
Berbagai kegiatan juga dilakukan yakni, Wali Kota Jumpa Rakyat tetap dilaksanakan, dimana masyarakat dapat bertemu langsung dengan Penjabat Wali Kota dan dan pimpinan OPD dan menyampaikan aduan secara langsung untuk ditindak lanjuti.
Sedangkan dalam menjaga ikon sebagai Ambon City of Music, juga dilakukan kegiatan Harmoni sudut kota di setiap bulan, dengan memberdayakan musisi dan penyanyi di daerah.
“Selain program kegiatan yang telah disebutkan, akan ada program dan kegiatan smart city yang juga akan dijalankan di 2023,” katanya.
Sekkot mengakui, banyak kendala yang dihadapi dalam menjalankan program smart city diantaranya masih terbatasnya anggaran, sumber daya manusia yang masih kurang, kesadaran masyarakat yang masih kurang peduli dalam menjaga saran maupun prasarana yang sudah dibuat.
“Kami tetap berupaya agar program dapat berjalan, dengan masuk ke dalam rancangan anggaran di tahun berikut, mengirim ASN untuk mengikuti pelatihan, bekerja sama dengan lurah dan RT dan RW untuk membuat sosialisasi bagi masyarakat agar dapat meningkatkan peran serta dalam menjaga sarana prasarana,” katanya.
Tim assesor BRIN, Andrari Grahitandaru menyatakan, terkait program dan kegiatan Smart city ada tiga hal yang harus diperhatikan yakni inovasi, Kolaborasi serta Anggaran.
Dengan keterbatasan anggaran dalam pelaksanaan kegiatan smart city, maka dapat digunakan dana CSR.(Antara-DMS)