Jakarta (DMS) – Pengamat intelijen dan geopolitik, Amir Hamzah, menilai terdapat upaya sistematis untuk melemahkan Presiden RI Prabowo Subianto melalui serangan terhadap orang-orang kepercayaannya, baik di bidang politik maupun militer.
Menurut Amir, sejumlah nama yang menjadi target dalam manuver tersebut di antaranya Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, pengusaha Hashim Djojohadikusumo, dan Jenderal (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin.
“Prabowo tidak bisa diserang secara langsung karena kekuatan elektoral dan posisinya yang sangat kuat. Tapi jika orang-orang terdekatnya dilumpuhkan, maka kekuatan internalnya bisa terganggu,” kata Amir dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Ia menyoroti pemberitaan yang dinilainya masif dan sistematis terkait tudingan keterlibatan Dasco dalam pengelolaan judi online di Kamboja. Menurut informasi yang diperolehnya, tudingan tersebut tidak berdasar.
“Dasco saat itu menjabat Komisaris di MNC Digital dan menjalin kerja sama di bidang properti dengan perusahaan di Kamboja. Jika perusahaan itu memiliki afiliasi dengan bisnis judi online, hal itu tidak terkait langsung dengan Dasco. Ini murni upaya framing,” ujarnya.
Amir menambahkan, media-media yang aktif mengangkat isu tersebut disebutnya juga gencar menolak revisi Undang-Undang TNI, yang pengesahannya didorong oleh Dasco di DPR.
“Dasco merupakan motor penggerak revisi UU TNI. Itu membuatnya menjadi target utama. Jika ia dilemahkan, maka akan berimbas ke Partai Gerindra dan juga ke Prabowo,” kata dia.
Ia menyebut posisi Dasco sebagai Ketua Harian DPP Partai Gerindra sangat strategis dalam menjaga soliditas partai dan komunikasi politik Presiden Prabowo.
Selain Dasco, Amir menyebut dua nama lain yang turut menjadi sasaran, yakni Hashim Djojohadikusumo yang merupakan adik kandung Prabowo, serta Jenderal (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin yang dikenal dekat dengan dunia intelijen dan pertahanan.
“Hashim diserang dari sisi bisnis dan kebijakan luar negeri. Sementara Sjafrie disorot dengan isu-isu masa lalu terkait HAM dan militerisme,” ujarnya.
Amir menilai serangan tersebut tidak hanya berasal dari aktor dalam negeri, tetapi juga terkait dengan dinamika geopolitik kawasan.
“Tidak bisa diabaikan bahwa ada kekuatan besar yang berkepentingan agar Prabowo tidak memegang kendali penuh pemerintahan karena dinilai akan memperkuat posisi Indonesia dalam poros strategis global,” kata Amir.
Ia mengimbau masyarakat agar lebih cermat dalam menyikapi informasi, serta meminta aparat penegak hukum untuk aktif mengklarifikasi isu-isu yang tidak berdasar dan berpotensi merusak tatanan politik nasional.
“Kalau tokoh sekelas Dasco bisa dijatuhkan hanya dengan framing seperti ini, maka itu menjadi preseden buruk bagi demokrasi kita,” pungkasnya.DMS/AC