Jakarta (MataMaluku) – Pengamat pertahanan dan keamanan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISSES), Khairul, menekankan bahwa pemberian pangkat maupun jabatan di lingkungan TNI harus dilakukan secara transparan dengan mengedepankan prestasi, bukan sekadar senioritas.
Menurutnya, hal itu penting untuk menindaklanjuti arahan Presiden RI Prabowo Subianto yang menegaskan perlunya pemimpin-pemimpin terbaik di tubuh TNI tanpa terikat pada tradisi senioritas semata.
“Kuncinya ada pada rubrik penilaian yang jelas dan terukur. Jika promosi dilakukan secara transparan berbasis rekam prestasi, pendidikan, pengalaman operasi, penugasan luar negeri, dan integritas, maka peluang friksi internal bisa ditekan,” kata Khairul kepada Antara di Jakarta, Selasa (7/10).
Khairul menilai sistem yang transparan akan menciptakan keadilan bagi perwira berprestasi serta mendorong efisiensi dalam memajukan tiga matra TNI. Meski demikian, ia menegaskan sistem baru ini tidak berarti menghapus kultur senioritas yang sudah melekat dalam tradisi militer.
“Senioritas tetap penting untuk menjaga disiplin dan kohesi. Namun jika dijadikan tolok ukur utama dalam penentuan jabatan, hal itu justru bisa menghambat regenerasi dan menutup peluang bagi kader yang relevan dengan kebutuhan zaman,” ujarnya.
Ia berharap, dengan penerapan sistem promosi yang lebih objektif dan akuntabel, regenerasi di tubuh TNI dapat berjalan sehat, sehingga organisasi mampu bekerja maksimal tanpa ada ruang bagi praktik “like and dislike” dalam penentuan jabatan.
Sebelumnya, dalam amanatnya saat HUT Ke-80 TNI di Monas, Jakarta, Minggu (5/10), Presiden Prabowo menegaskan bahwa prajurit TNI berhak mendapatkan pemimpin terbaik. Ia pun memberi izin kepada Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto serta para kepala staf matra untuk tidak menjadikan senioritas sebagai faktor utama dalam proses seleksi kepemimpinan.
“Yang penting adalah prestasi, pengabdian, dan cinta tanah air. Kepemimpinan di TNI harus kepemimpinan keteladanan, tidak ada tempat bagi pemimpin yang tidak profesional dan tidak kompeten,” tegas Prabowo di hadapan lebih dari 8.000 prajurit.
Presiden juga meminta evaluasi berkala terhadap pemimpin di lingkungan TNI agar kualitas kepemimpinan tetap terjaga. “Prajurit kita berhak menuntut kepemimpinan yang terbaik,” ujar Prabowo.
DMS/AC