Yogyakarta (DMS) – Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menegaskan bahwa wacana pengembangan wisata malam di Pantai Parangtritis, Kabupaten Bantul, tidak harus meniru konsep yang diterapkan di Bali.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) DIY, Imam Pratanadi, di Yogyakarta, Kamis (8/5), mengatakan bahwa karakter dan keunikan lokal merupakan kunci utama dalam merancang arah pengembangan destinasi wisata di kawasan pesisir selatan tersebut.
“Bali bisa menjadi salah satu referensi untuk pengembangan wisata malam, tetapi keunikan Daerah Istimewa Yogyakarta harus tetap menjadi prioritas utama,” ujar Imam.
Imam menegaskan, jika Parangtritis dikembangkan sebagai destinasi wisata malam, maka konsepnya harus berbasis budaya lokal dan tidak sekadar meniru tempat lain. Atraksi wisata khas yang sesuai dengan karakter Parangtritis perlu disiapkan, didukung oleh fasilitas yang memadai.
Ia mengungkapkan bahwa wacana wisata malam Parangtritis memang pernah masuk dalam rancangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Namun, hingga kini belum ada rencana konkret yang disusun, dan Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul pun belum menyiapkan desain atau program khusus terkait hal tersebut.
“Saat ini belum tepat jika kami mempromosikan wisata malam, karena atraksinya memang belum tersedia. Kami khawatir wisatawan justru kecewa jika tidak ada yang bisa dinikmati,” katanya.
Di sisi lain, Imam menyebut ada tren baru kunjungan wisatawan di Pantai Parangtritis, yakni menikmati suasana matahari terbit sejak pagi hari. Fenomena ini menjadi peluang untuk membangun pola kunjungan yang lebih bervariasi di masa depan.
“Jika nantinya wisata malam dapat dipadukan dengan pengalaman menikmati suasana pagi, hal itu akan berdampak positif terhadap ekonomi lokal dan memperpanjang masa tinggal wisatawan,” imbuhnya.DMS/AC