Berita Malteng, Banda – Kericuhan warga dengan petugas SPBU terjadi saat pengisian bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax di SPBU Band. Saat itu BBM jenis Pertamax baru tiba dari kota Masohi.
Kericuhan akibat petugas SPBU melakukan pembatsan pembelian oleh warga. Warga tetap memaksa untuk diberikan jatah BBM sesuai dengan keinginan mereka untuk stok kebutuhan, mengingat di Banda hampir sebulan tidak ada BBM.
Petugas Babinsa turun tangan menengahi keributan warga dengan petugas SPBU itu. Persoalan itu akhirnya disepakati. Untuk pemilik kendaraan hanya boleh membeli sebanyak 2 cirigen.
Pantauan reporter DMS Media Group di SPBU Banda, ratusan warga baik yang datang menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat, termasuk warga mengantri hingga berjam-jam
Petugas SPBU Banda, Arthur Sahetapy mengku , keterlambatan masuknya BBM ke Pulau Banda disebabkan salah satunya rentang kendali, termasuk cuaca yang kurang bersahabat sehingga terjadi penundaan keberangkatan kapal yang membawa BBM ke pulau Banda.
Dijelaskan SPBU Banda melayani dua daerah yakni Banda dan Pulau Gorom, oleh karena itu keterlambatan bukan saja terjadi di pulau Banda tetapi juga di pulau Gorom.
Hal ini bukan unsur kesengajaan tetapi adanya warning dari BMKG untuk seluruh kapal tidak boleh melakukan pelayaran.
Ditanya soal jatah untuk pulau Banda yang hanya diberikan BBM jenis Pertamax oleh Pertamina, Arthur mengatakan pihaknya tidak mengetahui pasti alasan Pertamina memberikan satu jenis BBM ykani Pertamax kepada masyarakat di pulau Banda.
Walapun hanya diberi BBM jenis Pertamax oleh Pertamina, namun warga tetap harus membeli, mengingat tidak ada pilihan lain, walapun harga yang harus dibayar cukup mahal dibandingkan dengan BBM jenis Pertalite.
Sejumlah warga yang sempat diwawancarai berharap pihak Pertamina dapat melihat kondisi yang terjadi di Pulau Badan. Karena tidak semua warga mampu membeli BBM jenis Pertamax yang harganya cukup mahal dan mereka berharap agar BBM jenis Pertalite juga harus dipasok oleh Pertamina ke pulau Banda.DMS