Demak – Meskipun banjir di wilayah Jalur Pantura Demak-Kudus mulai surut, namun Kepolisian Resor Demak, Jawa Tengah, masih menahan untuk membuka akses tersebut. Penyebabnya adalah masih adanya genangan banjir, sehingga keputusan pembukaan jalur menunggu hingga kondisi benar-benar surut.
AKP Lingga Ramadhani, Kasat Lantas Polres Demak, menjelaskan, “Hingga hari ini (23/3), akses jalan dari Semarang menuju Pati dan Surabaya masih dialihkan ke Jalur Mijen-Welahan-Kudus karena masih terdapat genangan banjir di Dukuh Kedung Banteng, Desa Wonorejo, Kecamatan Karanganyar, Demak.”
Pihak kepolisian menyadari bahwa pembukaan jalur tersebut saat ini akan menimbulkan protes dari warga sekitar. Mereka khawatir dengan gelombang air yang dapat berdampak pada rumah-rumah mereka saat kendaraan melintas. Oleh karena itu, pembukaan Jalur Pantura Demak-Kudus akan dilakukan setelah banjir benar-benar surut.
Untuk sementara, truk tronton atau truk bersumbu dari arah Semarang menuju Surabaya dialihkan melalui Mijen – Welahan – Kudus – Pati – Rembang.
Selain itu, ada jalur alternatif lainnya bagi kendaraan kecil melalui Godong – Purwodadi – Kudus. Sedangkan truk bersumbu dari arah Demak menuju Surabaya dapat menggunakan Jalan Tol Semarang – Ngawi untuk menghindari kemacetan di sepanjang Jalan Mijen – Welahan.
Meskipun banjir di Jalur Pantura Demak-Kudus mulai surut, masih terlihat kendaraan roda dua yang nekat melintas. Mukhlis, seorang warga Desa Wonorejo, Kecamatan Karanganyar, Demak, mengakui bahwa genangan banjir masih cukup tinggi di wilayahnya, terutama di ruas kiri Jalan Pantura dari arah Kudus menuju Demak.
Namun, dia menambahkan bahwa kendaraan yang melintas memilih untuk melewati sisi kanan jalan yang genangan banjirnya lebih rendah. Mukhlis juga menjelaskan bahwa masih ada pembatasan akses masuk di pertigaan Trengguli, termasuk dari arah Kudus, sehingga sebagian besar warga masih belum dapat pulang ke rumah mereka.
Mukhlis menuturkan bahwa dirinya sendiri masih menunggu banjir benar-benar surut karena tanggul di Saluran Induk Klambu Kiri, atau yang dikenal sebagai Sungai Jeratun, masih dalam tahap perbaikan. Meskipun demikian, tanggul kiri Sungai Wulan yang jebol sudah berhasil ditutup. DMS/AC