Ambon, Maluku (DMS) – Malam takbiran Idul Fitri merupakan momen sakral bagi umat Islam untuk mengagungkan kebesaran Allah SWT. Di Maluku, khususnya di Kota Ambon, tokoh agama memiliki peran penting dalam mengarahkan masyarakat agar perayaan ini berlangsung dengan khidmat sesuai dengan syariat Islam, tanpa euforia berlebihan yang dapat mengganggu ketertiban.
Abidin Wakano, Rektor IAIN Ambon sekaligus Wakil Dewan Pembina Masjid Raya Alfatah Ambon, menegaskan bahwa takbiran bukan sekadar perayaan kemenangan setelah berpuasa, tetapi juga bentuk pengagungan kepada Allah SWT melalui takbir, tasbih, dan tahmid. Oleh karena itu, Ia mengingatkan agar takbiran dilakukan dengan penuh kesadaran dan tidak dicemari aksi seperti konvoi ugal-ugalan, balapan liar, konsumsi miras, atau pesta pora.
Warga Muslim diajak bertakbir dengan hati yang tulus, mengakui kebesaran Allah, dan kembali kepada fitrah sebagai hamba yang taat. Dirinya berharap malam takbiran tidak dijadikan sebagai ajang hura-hura yang menodai kesuciannya, Oleh karena itu Ia juga mengingatkan bahwa Allah SWT memerintahkan umat Islam dalam Surah Al-Baqarah ayat 185 untuk menyempurnakan puasa dan mengagungkan-Nya. Untuk itu malam takbiran harus menjadi momen refleksi dan syukur, bukan ajang pamer atau kesombongan.
Sementara itu Ketua Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Maluku Mohammad Taufik Saimima mengumumkan bahwa Sholat Idul Fitri 1446 Hijriah akan digelar di Lapangan Merdeka Ambon dengan khatib Wakil Gubernur Maluku, Abdullah Vanath.
Sementara itu, perayaan malam takbiran akan diisi dengan Tarian Samra dan tabuh beduk di Jl. A.Y. Patty atau Jl. Slamet Riyadi. Ia memastikan tidak ada agenda konvoi, dan pihak keamanan telah diberi informasi terkait pelaksanaan kegiatan ini.
PHBI Maluku juga menghimbau agar tradisi konvoi takbiran dialihkan ke masjid-masjid. Ketua PHBI telah berkoordinasi dengan BKPRMI Maluku untuk mengajak para remaja masjid di Kota Ambon melaksanakan takbiran di masjid masing-masing. Selain lebih khidmat, langkah ini bertujuan menjaga ketertiban dan menghindari potensi gesekan sosial.
Lebih lanjut dikatakannya, Takbiran harus menjadi wujud nyata penghambaan kepada Allah SWT. Jangan nodai malam kemenangan dengan aksi yang merugikan diri sendiri dan orang lain. seluruh masyarakat muslim diajak memperkuat ukhuwah Islamiyah dan mendekatkan diri kepada Allah dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.
Dengan mengikuti imbauan ini, diharapkan malam takbiran Idul Fitri 1446 Hijriah dapat berlangsung damai, khidmat, dan tetap sesuai syariat Islam.DMS