Berita Maluku Terkini Hari Ini
  • Berita Maluku
    • Berita Ambon
    • Berita Maluku Tengah
    • Berita Kabupaten Buru
    • Berita Buru Selatan
    • Berita Seram Bagian Barat
    • Berita Seram Bagian Timur
    • Berita Tual
    • Berita Kepulauan Kei
    • Berita Kepulauan Aru
    • Berita Kepulauan Tanimbar
    • Berita Maluku Barat Daya
  • Daerah
  • Nasional
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hiburan
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Lifestyle
  • Station
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Berita Maluku Terkini - Radio DMS
No Result
View All Result

Perang Ukraina: Penduduk Zaporizhzhia melarikan diri dari aneksasi Rusia

Radio DMS 1027FM by Radio DMS 1027FM
Saturday, 1 October 2022
in BBC Indonesia
0
b43ff350 4098 11ed 9ae9 959994b8a64c

[ad_1]

Anton Osenev mengatakan Rusia mencoba memobilisasi dia untuk melawan negaranya sendiri
Keterangan gambar,

Anton Osenev mengatakan Rusia mencoba memobilisasi dia untuk melawan negaranya sendiri.

2 jam yang lalu

Berita Lainnya

Siapa Lucy Letby, perawat yang dijuluki pembunuh berantai bayi paling keji di Inggris?

HUT RI ke-78: Ribuan narapidana dapat remisi, termasuk mantan menteri yang terjerat kasus korupsi

Pilpres 2024: Golkar dan PAN dukung Prabowo, PDIP merasa ‘dikeroyok’ – apakah Ganjar cukup kuat?

Setiap hari, iring-iringan mobil tiba di tempat parkir pusat perbelanjaan di Kota Zaporizhzhia, Ukraina, dikawal oleh kendaraan polisi.

Mereka telah melakukan perjalanan yang berbahaya keluar dari wilayah yang diduduki Rusia di Ukraina selatan.

Mereka memutuskan mengungsi ke tempat yang relatif aman di ibu kota regional ini karena masih berada di bawah kendali Ukraina.

Namun kota ini adalah satu dari empat wilayah Ukraina yang secara resmi diumumkan telah dicaplok Rusia, setelah pelaksanaan lima hari yang disebut referendum.

Ukraina dan Barat mengutuk upaya itu sebagai rekayasa.

Di antara mereka yang menyerahkan surat-surat kepada polisi adalah Anton Osenev.

Dia mengatakan Rusia mencoba memobilisasinya dua kali untuk melawan negaranya sendiri, di sekitar kota asalnya, Melitopol.

“Kami tidak di rumah untuk upaya pertama,” katanya. “Pada kesempatan kedua mereka tinggal di rumah kami untuk beberapa waktu”.

Jika bukan karena istrinya yang sedang hamil berada di kamar, mereka akan membawanya, kata Osenev.

Ayahnya adalah tentara Ukraina, dan jika ditangkap, dia akan berada di pihak yang berlawanan.

“Saya masih tidak mengerti apa yang terjadi, kita perlu istirahat.”

Hanya sedikit orang di sini yang peduli dengan deklarasi pencaplokan Moskow.

Apa yang mereka takutkan adalah upaya yang akan dilakukan para penjajah untuk mempertahankan apa yang telah mereka ambil – baik itu dipaksa untuk berperang untuk Rusia, atau Moskow menggunakan senjata yang lebih mematikan.

Pekan lalu Vladimir Putin mengancam akan menggunakan semua sumber daya yang dimilikinya, bahkan senjata nuklir.

Keterangan gambar,

Pejabat di Zaporizhzhia mengatakan terjadi peningkatan orang yang mencoba meninggalkan daerah pendudukan Rusia.

Bagi Kremlin, itulah intinya – untuk menciptakan ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

Jika berkendara ke selatan menuju garis depan Zaporizhzhia, jalanan akan tampak kosong.

Hanya sedikit orang yang berjalan di pinggir jalan.

Sebuah mobil atau kendaraan militer kadang-kadang melaju kencang. Tidak ada yang pergi untuk berkendara santai di sekitar sini.

Lalu, aktivitas yang banyak terlihat adalah pos pemeriksaan militer.

Pasukan Ukraina menggunakannya untuk mengontrol siapa yang melewati, dan mencari tahu siapa yang datang dari arah wilayah yang diduduki Rusia.

Setelah pengawalan militer, kami bertemu dengan jalan yang lurus dan terbuka.

Setengah jam kemudian kami tiba di Desa Komyshuvakha, sebuah pemukiman kecil di pedalaman Ukraina.

Beberapa bangunan rusak memeluk jalan raya yang lebar dan lurus.

Sebagian besar jendela ditutup. Sore musim gugur kali ini terlihat hampir sunyi.

Jika terus mengemudi sejauh 11 mil, kami akan menemui pos pemeriksaan Rusia. Sebuah wilayah yang sekarang dilihat Moskow sebagai “perbatasan” barunya dengan Ukraina.

Meskipun ibu kota wilayah itu tetap berada di bawah kendali Ukraina, pasukan Rusia menguasai sebagian besar wilayah Zaporizhzhia.

Pengumuman pencaplokan hari ini merupakan kelanjutan dari upaya mereka untuk membuat kehadirannya tampak adil.

Bagi mereka yang kita temui di Komyshuvakha, sepertinya tidak ada yang adil.

Salah satunya adalah Liubov Smirnova. Sambil menangis, dia membawa kami ke reruntuhan bangunan terbakar yang dulunya adalah rumahnya.

Rumah itu terkena rudal pada Mei lalu.

“Saya pikir politik Putin adalah untuk menghancurkan kita, itu adalah genosida rakyat kita,” katanya sambil memilah-milah pecahan peluru.

“Kami berada di bawah tekanan terus-menerus. Saya bahkan tidak bisa menggambarkannya dengan kata-kata. Komyshuvakha dikupas hampir setiap hari.”

Keterangan gambar,

Rumah Liubov Smyrnova yang hancur terletak sebelas mil dari “perbatasan baru” Rusia.

Kebanyakan orang berada di dalam karena serangan cenderung terjadi di tengah hari, kami diberitahu.

Untuk saat ini, suara kicau burung dan gonggongan anjing sesekali menutupi apa yang terjadi pada komunitas kecil ini.

Anda baru sadar bahwa kebanyakan perempuan tertinggal di sini. Para lelaki Komyshuvakha kebanyakan bertempur, atau berada di tempat lain.

Di tikungan, kami berbicara dengan tiga perempuan di luar gedung tempat mereka tinggal selama 70 tahun.

Mata mereka basah karena ketegangan hidup di sini menggelembung ke permukaan.

“Musim dingin akan datang dan tidak ada satu jendela pun di rumah ini,” mereka menjelaskan, sering kali berbicara satu sama lain. “Ini seperti kita sedang duduk di atas tong bubuk.”

Jadi, apa pendapat mereka tentang klaim Rusia atas separuh wilayah tempat mereka tinggal?

“Harus ada Ukraina yang bebas dan independen,” kata mereka. “Kami tidak menyerang siapa pun, tidak menyakiti siapa pun, dan tidak menginginkan apa pun. Kami ingin hidup seperti sebelumnya.”

Di balik pintu darurat kebakaran di taman kanak-kanak yang kosong, ada aktivitas. Tiga perempuan sibuk mencuci kentang dan memasak pancake.

Keterangan gambar,

Para perempuan di Komyshuvakha mengatakan telah diperintahkan oleh tentara Ukraina untuk menyiapkan makanan

Mereka tidak tahu untuk siapa mereka memasak, kata mereka, hanya saja militer Ukraina menginstruksikan mereka.

Saat dia mengaduk adonan dalam mangkuk besar, saya bertanya kepada Anzhela apakah dia peduli bahwa Rusia sekarang melihat desanya sebagai “perbatasan” baru.

“Kami tidak menginginkan itu,” katanya. “Kami ingin hidup dengan cara kami hidup. Semuanya baik-baik saja, semuanya baik-baik saja.”

Dia mengocok dengan sedikit lebih kuat.

“Kami tumbuh dengan cara ini. Anak-anak kami tumbuh dengan cara ini dan cucu kita juga.”

[ad_2]

Source link

Previous Post

Penjabat Walikota Tegaskan Pedagang Tempati Lapak, Jika Tidak Akan Dibongkar

Next Post

King Sejong Institute Hadir di IAKN Ambon

Berita Terkait

BBC Indonesia

Siapa Lucy Letby, perawat yang dijuluki pembunuh berantai bayi paling keji di Inggris?

Sunday, 20 August 2023
f2af1520 3ce2 11ee b9d8 91c544605858
BBC Indonesia

HUT RI ke-78: Ribuan narapidana dapat remisi, termasuk mantan menteri yang terjerat kasus korupsi

Thursday, 17 August 2023
78e7b040 3b01 11ee 9782 bbc0ee05c2ac
BBC Indonesia

Pilpres 2024: Golkar dan PAN dukung Prabowo, PDIP merasa ‘dikeroyok’ – apakah Ganjar cukup kuat?

Tuesday, 15 August 2023
130695749 p0fwtz70
BBC Indonesia

Empat kota terbaik untuk pelancong dengan disabilitas

Saturday, 12 August 2023
8d8684f0 36c3 11ee a2a5 81b7825f69f9
BBC Indonesia

NU dan Pemilu 2024: Menakar kans ‘kader’ NU di bursa bakal cawapres, seberapa besar peluang Khofifah, Cak Imin, dan Yenny Wahid?

Thursday, 10 August 2023
130674269 screen grab 03
BBC Indonesia

Misi India ke Bulan: Wahana antariksa Chandrayaan-3 mengirimkan foto-foto baru permukaan Bulan

Monday, 7 August 2023
Next Post
20221002 163600

King Sejong Institute Hadir di IAKN Ambon

STREAMING


Download Aplikasi Radio DMS
Berita Maluku Ambon dan Radio Di Ambon Berita Maluku Ambon dan Radio Di Ambon Berita Maluku Ambon dan Radio Di Ambon Berita Maluku Ambon dan Radio Di Ambon

 

Berita Maluku Terkini – Radio DMS

Portal berita yang menyediakan berita ambon, berita maluku, berita maluku hari ini, dan berita ambon hari ini aktual dan terpercaya.

MEDIA GROUP

  • DMS 102,7 FM Ambon
  • Carang TV Ambon
  • Duta 90,9 FM Ambon
  • Duta 98,7 FM Masohi
  • Ambon 96,8 FM Ambon

ALAMAT RADIO DMS

Studio & Kantor

JL. AY. PATTY No. 21, Lt. 2 AMBON, MALUKU 97124
Telp. : 0911-353325, 341900, 353329
Fax. : 0911-347423
Email : marketing@radiodms.com / emahaly@yahoo.com

 

 

  • Disclaimer
  • DMS MEGA Hits
  • DMS Trend 21
  • Home
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Station Radio Di Ambon
  • Tentang Kami

Copyright © 2024. Radiodms.com. All rights reserved.

No Result
View All Result
  • Berita Maluku
    • Berita Ambon
    • Berita Maluku Tengah
    • Berita Kabupaten Buru
    • Berita Buru Selatan
    • Berita Seram Bagian Barat
    • Berita Seram Bagian Timur
    • Berita Tual
    • Berita Kepulauan Kei
    • Berita Kepulauan Aru
    • Berita Kepulauan Tanimbar
    • Berita Maluku Barat Daya
  • Daerah
  • Nasional
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hiburan
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Lifestyle
  • Station

Copyright © 2024. Radiodms.com. All rights reserved.