[ad_1]
Perjalanan transpria muslim mencari penerimaan: ‘Ibu, saya bukan perempuan’
“Setiap menutup mata, selalu terlintas pertanyaan di pikiranku. Siapa aku sebenarnya?”
Amar Alfikar didiagnosis memiliki gender dysphoria, kondisi di mana seseorang merasa jenis kelaminnya tidak selaras dengan identitas gendernya.
Ayahnya adalah Kyai yang memimpin pesantren. Tanpa dia duga, ayah dan ibunya menerima transformasi Amar.
Dari penerimaan ayah dan ibunya, Amar belajar lebih jauh tentang keislamannya.
“Tumbuh kepercayaan diriku bahwa aku juga berhak menyatakan diri sebagai muslim, sebagai trans, dan tetap meneruskan hidupku.” kata Amar.
Kakak Amar yang sebelumnya menentang pun akhirnya menerima.
“Saya ingin mengubah dia. Saya doakan, saya ajak ke psikolog dan sebagainya. Ikhtiar itu kami lakukan semuanya, di awal,” kata Abdul Muis, kakak Amar, yang kini mengaku bangga terhadap adiknya.
“Kalau itu memang kehendak Tuhan, dan itu benar-benar di luar kehendaknya, lalu mau bagaimana lagi? Itu Tuhan yang menghendaki,” kata KH Marzuki Wahid, rektor di Institut Islam Fahmina.
Video produksi: Famega Syavira dan Dwiki Marta
[ad_2]
Source link